Logo

Diduga Overproduksi, Harga Tembakau di Probolinggo Anjlok

Reporter:,Editor:

Sabtu, 12 October 2019 03:32 UTC

Diduga Overproduksi, Harga Tembakau di Probolinggo Anjlok

ANJLOK. Petani tembakau Kabupaten Probolinggo sedang mengolah hasil panen tembakau. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Harga jual tembakau di Kabupaten Probolinggo anjlok di angka Rp 29 ribu per kilogram untuk daun tembakau bagian tengah. Harga tersebut sangat jauh dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 42 ribu per kilogramnya.

Banyaknya hasil produksi tembakau tahun ini ditengarai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan harga tembakau turun.

Salah satu petani tembakau asal Paiton, Mulyadi mengungkapkan pada tahun lalu daun tembakau bagian bawah dihargai Rp 32 hingga 34 ribu per kilogram, namun saat ini hanya laku Rp 24 hingga Rp 26 ribu.

BACA JUGA: Ini Dampak Kenaikan Cukai Tembakau

“Murah harga tembakau tahun ini, tak sebanding dengan biaya tanam dan perawatan. Belum lagi masih dipotong biaya pekerja saat pemetikan, pemilahan, hingga pengirisan daun. Kalo dihitung, hampir tak ada hasilnya,” ungkap Mulyadi.

Merosotnya harga tembakau dibenarkan oleh Ketua APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Kabupaten Probolinggo Mudzakir. 

“Tahun lalu harga Rp 42 ribu per kilogram bertahan cukup lama, sampai 20 harian. Sempat dihargai Rp 41 ribu per kilogram namun hanya bertahan tiga hari saja. Setelahnya  merosot hingga Rp 29 ribu per kilogram,” kata Mudzakir, Jumat 11 Oktober 2019.

BACA JUGA: Petani Mojokerto Keluhkan Anjloknya Harga Tembakau di Musim Panen

Ia juga membenarkan bahwa turunnya harga tembakau tahun ini dikarenakan kelebihan produksi.

Pada panen tahun 2018, katanya, setiap hektare lahan tembakau menghasilkan sebanyak 1,4 ton daun tembakau bagian bawah, dan tahun 2019 meningkat menjadi 1,7 ton per hektare.

Selain kelebihan produksi, lanjut faktor lainnya yakni, masuknya daun tembakau dari berbagai daerah ke gudang suplier di Kabupaten Probolinggo.

“Seperti daun tembakau asal Situbondo, Pasuruan, dan Bojonegoro,” tandas Mudzakir.

Mudzakir meminta pihak suplier (gudang) mengedepankan penerimaan hasil tembakau dari petani Kabupaten Probolinggo karena kualitasnya lebih baik dibandingkan dari daerah lainnya.