Jumat, 15 November 2019 13:08 UTC
Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak. Foto: Dok Jatimnet.com
JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak telah menginstruksikan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim untuk berkordinasi dengan PT Pertamina.
Langkah ini diambil untuk mengetahui penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
“Pertamina sudah mengatakan over kuota (permintaan). Sehingga ini adalah suatu hal yang harus segera koordinasikan melalui Dinas ESDM dengan Pertamina,” ujar Emil saat ditemui di Kantor DPRD Jawa Timur, Jumat 15 November 2019.
Emil akan meminta tambahan apabila penyebabnya adalah karena permintaan yang sudah melebihi kuota solar sebagai BBM subsidi. “Sudah pasti kami akan perjuangkan kepentingan masyarakat,” tegasnya.
BACA JUGA: Solar Langka di Mojokerto
Sementara mengenai rencana para sopir yang ingin mogok jika solar tetap langka, Emil mengimbau untuk tetap tenang. Pihaknya selaku pemerintah tengah bekerja menjaga pasokan agar tetap stabil, meskipun bukan wewenangnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu berharap arus barang dan jasa tetap berjalan seperti biasanya. “Kami sedang bekerja bersama-sama, meski kewenangan bukan di pemprov. Tapi kami akan berjuang untuk melancarkan arus barang dan jasa," ungkapnya.
Terpisah Kepala Dinas ESDM Jawa Timur Setiajit menuturkan kelangkaan solar disebabkan adanya pengendalian sejumlah jenis bahan bakar. Meski Surat Edaran BPH Migas no: 3865.E/Ka BPH /2019 tetang pengendalian kuota jenis bahan bakar minyak tertentu tahun 2019 telah dicabut, namun instruksi kepada Pertamina untuk pengendalian solar tetap dilakukan.
BACA JUGA: Sopir Truk Wadul ke DPRD Jatim Terkait Kelangkaan Solar
“Pengendalian kuota BBM tertentu sejak 1-13 November 2019 dilakukan dengan mengurangi kuota rata-rata harian sebesar 10 persen,” kata Setiajit.
Kemudian kelangkaan terjadi di SPBU. Sebagai solusi, sejak 14 November 2019, Pertamina mengembalikan kuota rata-rata harian seperti semula. Kendati ini menimbulkan risiko beban subsidi, tetapi tetap dilakukan.
“Solusi yang diambil pada poin 4 menimbulkan risiko terhadap beban subsidi BBM tertentu,” tegasnya.
Sementara berdasarkan data dari Dinas ESDM Jatim hingga Oktober 2019 alokasinya sudah menembus 1.742.400 kilo liter. Sedangkan realisasi penyaluran sampai Oktober 2019 sebanyak 1.917.800 kilo liter.
