Kamis, 08 September 2022 09:40 UTC
Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Setelah menerjunkan tim ke Palembang, untuk melakukan ekshumasi atau penggalian kubur yang dilakukan demi keadilan oleh pihak berwenang terhadap jenazah AM korban penganiayaan santri Gontor, kini Polres Ponorogo ungkap hasilnya.
Proses ekshumasi sendiri dilakukan di makam Sei Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, yang melibatkan tim forensik dari rumah sakit Moh. Hasan. Proses autopsi sendiri dimulai sejak pukul 9.00 WIB dan selesai enam jam kemudian, yakni pukul 15.00 WIB.
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, mengatakan jika hasil autopsi korban AM menunjukkan adanya luka memar akibat benda tumpul. Namun pihaknya belum bisa memastikan apa yang bisa menjadi penyebab kematian korban. “Nanti saksi ahli yang akan mengungkap penyebab kematian korban,” katanya, Kamis 8 September 2022.
Saat disinggung apakah ada luka lain selain didada, pihaknya belum bisa mengungkapkannya. Pihaknya akan melanjutkan ketahap gelar perkara dan yang lain kedalam tahap pro justicia. “Saat ini juga sudah ada 20 saksi yang diperiksa oleh Polres Ponorogo,” ujar Catur.
Baca Juga: Polisi Sudah Kantongi Dua Nama Terduga Pelaku Penganiayaan Santri Gontor, Tapi Status Masih Saksi
Hal ini setelah ada tambahan dari dua orang staf Pondok Gontor yang yang diperiksa ditambah dengan dua staf rumah sakit kembali diperiksa oleh Polres Ponorogo. Sementara untuk terduga pelaku hingga saat ini masih berstatus terduga atau sebagai saksi. “Semua yang terlibat akan kita periksa,” ujar Catur.
Sebagaiman di berita sebelumnya, mencuatnya kasus santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) bernama AM ini meninggal diduga karena dapat penganiayaan dari santri lainnya viral di akun media sosial. Baik itu TikTok, maupun instagram. Terutama di akun Instagram @hotmanparisofficial.
Di akun tersebut, seorang ibu mengungkapkan anaknya yang bernama Albar Mahdi, meninggal pada 22 Agustus lalu pukul 6.45 WIB. Ia pun menyayangkan pihak pondok Gontor, dimana saat itu anaknya menuntut ilmu di pondok Gontor I yang ada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo baru mengabarinya pukul 10.20 WIB.
Selain itu, ibu tersebut juga kaget, saat mengetahui kondisi anaknya yang meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Dimana keterangan dari pondok yang awalnya menyebutkan jika sang anak meninggal karena terjatuh. Namun setelah didesak ternyata pihak pondok yang mengantar jenazah korban mengakui jika terjadi tindak kekerasan pada korban.