Rabu, 10 October 2018 06:55 UTC
Ilustrasi Sri Mulyani. Ilustrator Gilas Audi.
JATIMNET.COM, Nusa Dua – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan Indonesia memperoleh banyak manfaat positif menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Tahunan International Monetary Fund-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menilai ada dua manfaat yang bisa dirasakan Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB), yakni tangible dan intangible.
BACA JUGA : INI BANTAHAN SRI MULYANI TERKAIT PERTEMUAN IMF-WORLD BANK
Seperti dikutip Antara, manfaat yang bersifat intangible atau tidak bisa dirasakan seperti reputasi maupun kehormatan di dunia internasional. Sedangkan manfaat yang bersifat tangible dapat dirasakan seperti peningkatan kegiatan perekonomian dan peluang investasi.
“Hal positif itu sifatnya tidak hanya dalam bentuk uang, tapi juga dari sisi image,” kata Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, Rabu 10 Oktober 2018.
Ia menjelaskan manfaat positif ini yang menjadikan Pertemuan Tahunan IMF-WB dapat memberikan hasil optimal bagi masyarakat Indonesia, maupun perbaikan lingkungan global yang saat ini masih dilanda ketidakpastian.
BACA JUGA : AP I SIAPKAN 5 BANDARA ALTERNATIF SAMBUT IMF 2018
Manfaat ekonomi dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat Bali lantaran peserta yang berjumlah 30.000 orang bisa membelanjakan uangnya untuk akomodasi maupun kegiatan lainnya.
“Bappenas menghitung bahwa ekonomi Bali meningkat, dan ditaksir nilainya Rp1,1 triliun, Rp1,2 triliun atau Rp 1,5 triliun. Angka itu jelas lebih besar dari pengeluaran langsung yang dipakai untuk perhelatan ini,” kata Sri Mulyani.
Pemerintah telah menghabiskan dana sebesar Rp566 miliar dari pagu yang dianggarkan sebesar Rp855 miliar sebagai persiapan acara akbar ini.
Dana ini lebih banyak dimanfaatkan untuk penyediaan teknologi informasi maupun akomodasi. Sebab pemerintah tidak perlu membangun gedung baru untuk penyelenggaraan seminar berkelas internasional.
Dalam pertemuan ini juga membahas berbagai persoalan pembangunan yang relevan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya. Salah satuunya penanganan bencana alam yang saat ini menjadi isu nasional.
Indonesia juga mendapatkan keuntungan dari perhelatan yang berlangsung 8-15 Oktober 2018 ini. Sepanjang pelaksanaan ini banyak pelaku usaha maupun pebisnis turut hadir untuk meningkatkan peluang masuknya investasi yang lebih besar.
Sri Mulyani juga mengatakan pemerintah sudah menyiapkan daftar proyek untuk ditawarkan kepada investor swasta, serta menyediakan berbagai skema pembiayaan alternatif guna memenuhi kebutuhan infrastruktur.
“Dalam kegiatan ini BUMN kita menyampaikan list (daftar) proyek yang mampu menarik investor dan ketersediaan pemerintah dalam menyampaikan dukungan, apakah bentuk jaminan, apakah availability payment. Banyak proyek yang akan ditandatangani untuk menciptakan kepercayaan dan menjadi daya tarik investor,” katanya.
Kementerian BUMN telah menawarkan kesempatan investasi sebesar 42,1 miliar dolar AS kepada swasta untuk 78 proyek yang mencakup infrastruktur di berbagai sektor.