Inflasi di Kota Probolinggo 1,08 Persen saat Ramadan
Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir setelah 2017

Reporter
ZulafifSenin, 23 Mei 2022 - 09:00
Editor
Ishomuddin
INFLASI. BPS dan TPID Kota Probolinggo merilis inflasi di Kota Probolinggo pada Ramadan 1443 Hijriah, Senin, 23 Mei 2022. Foto: Dinas Kominfo Kota Probolinggo
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kenaikan harga minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), daging ayam ras, hingga tiket KA saat Ramadan 1443 hijriah memicu inflasi di Kota Probolinggo, April 2022 lalu.
Itu terungkap saat Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo merilis data inflasi tersebut, Senin 23 Mei 2022. Inflasi di Kota Probolinggo pada April 2022 mencapai 1,08 persen.
Sedangkan inflasi tahun kalender berada di kisaran 2,09 persen dan inflasi tahunan sebesar 3,27 persen. Meski demikian, Kepala BPS Kota Probolinggo Heri Sulistio menyebut capaian itu masih tergolong wajar dan terkendali. Itu karena terjadi di momen Ramadan hingga Lebaran.
BACA JUGA: Cabai Rawit Picu Inflasi di Kota Probolinggo
“Inflasi kali ini tertinggi setelah pernah terjadi di tahun 2017 lalu. Tapi dari segi perbaikan perekonomian sudah cukup baik meskipun capaiannya terbilang tinggi,” ujar Heri.
Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati. Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo guna menekan laju pertumbuhan inflasi di Kota Probolinggo. Salah satunya, menyikapi naiknya harga minyak goreng yang masih dirasakan masyarakat.
Namun, menurut Ninik, capaian inflasi yang cukup tinggi di bulan lalu merupakan pertanda laju pertumbuhan perekonomian di Kota Probolinggo tergolong baik.
“Mengantisipasi kenaikan beberapa harga komoditas, seperti minyak goreng, kita komunikasikan dengan DKUPP agar menggelar pasar murah dan operasi pasar yang berhasil dilakukan di beberapa tempat. Lalu monitoring ketersediaan bahan pokok. Bahkan pada saat ini pun kami tetap berupaya mengatasi kenaikan harga minyak goreng yang masih dirasakan hingga saat ini,” katanya.
BACA JUGA: Di Tengah PPKM Inflasi Kota Probolinggo Naik 0,16 Persen
Perempuan yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan itu turut menyoroti maraknya pemberitaan tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak yang terindikasi menyerang sekitar 68 sapi di Kota Probolinggo.
Ninik meminta masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih hewan ternak yang hendak dibeli dan mengolah daging dengan cara yang benar sehingga tetap aman.
“Sejauh ini stok daging sapi aman, meskipun harganya sempat naik dan menyumbang angka inflasi yang cukup tinggi. Mungkin imbauan agar tidak membeli sapi di Pasar Hewan terlebih dahulu ya, apalagi sapinya dalam kondisi sakit, jangan dibeli. Untuk info lebih lanjutnya, warga bisa berkonsultasi dengan petugas (terkait bahaya PMK ini),” katanya.