Logo

Cabai Rawit Picu Inflasi di Kota Probolinggo

Reporter:,Editor:

Senin, 12 April 2021 12:40 UTC

Cabai Rawit Picu Inflasi di Kota Probolinggo

PICU INFLASI. Harga cabai rawit yang sempat menembus Rp120 ribu memicu inflasi di Kota Probolinggo. Tampak pedagang cabai di salah satu pasar di Kota Probolinggo. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Meski harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Kota Probolinggo terpantau sudah mengalami penurunan harga setelah mencapai Rp120 ribu per kilogram, namun komoditas tersebut rupanya tetap memberikan andil terhadap laju inflasi di Kota Probolinggo pada Maret 2021 sebesar 0,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,15 persen.

Seperti disampaikan Kasi Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo M. Machsus, Senin, 12 April 2021.

Menurutnya, komoditas cabai rawit memberi andil terbesar terjadinya inflasi sebesar 0,1685 persen. Disusul bawang merah 0,0329 persen, daging ayam ras 0,0239 persen, dan udang basah 0,0139 persen.

Berdasarkan data BPS Kota Probolinggo pada Maret 2021, tercatat inflasi bulanan sebesar 0,18 persen, tahun kalender 0,51 persen, dan inflasi tahunan 1,56 persen.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp 120 Ribu

Inflasi di Kota Probolinggo terjadi karena adanya kenaikan IHK pada sejumlah kelompok pengeluaran.

"Sesuai data dari 11 kelompok pengeluaran komoditas yang ada, sebanyak empat kelompok mengalami inflasi. Dua kelompok mengalami deflasi dan lima kelompok tidak mengalami perubahan indeks," katanya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Pemkot Probolinggo Setiorini Sayekti menyebutkan inflasi dari beberapa komoditas terjadi lantaran berbagai faktor.

Seperti faktor musim, dimana ketersediaan dari sisi produksi yang ada di petani turut menjadi perhatian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP).

Selain itu, upaya pemantauan ketersediaan stok dan stabilisasi harga pangan juga menjadi fokus tersendiri. Faktor lainnya, yakni memasuki bulan suci Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Perlu diwaspadai akan potensi kenaikan beberapa harga dari komoditas tertentu yang dapat memicu kenaikan inflasi di bulan berikutnya.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Naik akibat Pasokan Berkurang

“Kebutuhan jelang puasa, masyarakat biasanya ada tradisi-tradisi. Belum lagi untuk persiapan berbuka puasa dan lain-lain. Mohon bisa lebih bijak dalam berbelanja,” katanya.

Sekadar informasi, inflasi tertinggi terjadi di wilayah Jember sebesar 0,45 persen, Banyuwangi 0,31 persen, disusul Kota Madiun 0,19 persen.

Kemudian Probolinggo 0,18 persen, Kediri 0,15 persen, Sumenep 0,12 persen, Surabaya 0,09 persen, dan Malang 0,08 persen.