Logo

Imbas Corona, Omzet Peternak Telur Bebek Turun 42 Persen

Pemasaran Terkendala Pembatasan Akses Antar Daerah
Reporter:,Editor:

Selasa, 07 April 2020 07:00 UTC

Imbas Corona, Omzet Peternak Telur Bebek Turun 42 Persen

OMZET TURUN. Musadi, peternak bebek petelur dan pedaging di Desa Kapuran, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, menunjukkan telur bebek dari peternakannya, Selasa, 7 April 2020. Foto: Gayuh Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo – Musadi, 65, tahun, seorang peternak bebek petelur dan pedaging di Desa Kapuran, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, merugi akibat wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Sebelum wabah Corona, harga jual telur bebek di tingkat peternak sekitar Rp1.700-Rp1.800 per butir. Namun saat ini harganya turun drastis menjadi Rp1.050-Rp1.100 per butir.

“Bahkan akhir Maret lalu harga telur per biji hanya Rp800. Akhirnya saya tahan sampai ada pengepul yang berani harga tinggi,” kata Musadi, Selasa, 7 April 2020.

Ia mengaku sudah seminggu ini kesulitan untuk memasarkan hasil ternaknya. Padahal dari 2.000 bebek petelur yang ia ternak dalam sehari bisa menghasilkan 1.500 butir telur sehingga selama ini telur hasil ternaknya selalu dikirim ke luar kota seperti Jakarta.

BACA JUGA: Wabah Virus Corona Pengaruhi Harga Bawang Putih Impor Cina

Bahkan untuk pasar bebek pedaging saat ini tutup dan pengepul belum mau menerima hasil ternak.

Musadi menduga kesulitan pemasaran dan merosotnya harga telur dan daging bebek dikarenakan banyaknya penyekatan atau pembatasan akses jalan di beberapa daerah terkait penyebaran virus Corona.

“Kebutuhan lokal Ponorogo hanya untuk telur asin, itu pun hanya ambil sekitar 100 sampai 200 butir telur,” ucapnya.

Akibat kesulitan pemasaran ini omzetnya menurun drastis dari yang sebelumnya dalam satu bulan bisa mencapai Rp70 juta, namun saat ini hanya mampu Rp40 juta. Jika dihitung, ada penurunan omzet sekitar 42,8 persen.

BACA JUGA: Wabah Corona, Omzet Pedagang Pasar di Situbondo Turun 50 Persen

Bahkan untuk bebek pedaging ia harus rela mengeluarkan uang lebih karena harus terus memberi makan meski sudah siap jual.

“Untuk bebek pedaging pasar benar-benar tutup, harga yang sebelumnya Rp25 ribu per kilo, saat ini tidak jelas harganya berapa,” ujarnya.

Musadi pun berharap agar pendemi Corona ini bisa cepat berakhir dan ekonomi bisa membaik agar usaha yang telah dirintisnya puluhan tahun bisa tetap berjalan. “Semoga lekas kembali normal agar tidak terlalu merugi,” ujarnya.