Logo

Manfaatkan Waktu Luang dengan Ekspor Ikan Cupang

Reporter:

Kamis, 13 September 2018 02:05 UTC

Manfaatkan Waktu Luang dengan Ekspor Ikan Cupang

Nanda Panji Fadhlullah menunjukkan koleksi ikan cupang yang sebagian telah dikirim ke pasar AS. FOTO: Afiyah Romadhoni.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pernah mendengar ikan cupang ga? Ikan yang hidup dan berkembang di kawasan Asia Tenggara itu memiliki daya tarik tersendiri.

Ada beberapa hal yang membuat ikan cupang ini memiliki daya tarik, seperti bentuk, warna dan ekor. Dari ketiga unsur itulah, harga ikan cupang memiliki nilai jual.

Cobalah tanya ke Nanda Panji Fadhlullah. Ikan cupang yang masuk keluarga Osphronemidae ini dinilai memiliki nilai jual dari tiga kategori tesebut. Ikan cupang koleksi pria kelahiran 18 Juni 1996 itu sudah diekspor ke Amerika Serikat dan Swedia.

Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya itu memanfaatkan waktu luangnya. Peluang berwirausaha didapat ketika kegiatan di kampusnya sedikit longgar, dan berpikir untuk berjualan ikan cupang.

“Dari kecil memang suka memelihara ikan cupang, karena perawatannya sangat mudah,” terang Nanda saat dijumpai Jatimnet.com, Rabu 12 September 2018.

Alasan dia menggeluti ikan cupang lantaran perawatannya cukup mudah, yakni cukup mengganti air bersih setiap tiga hari sekali. Begitu juga dengan wadah yang dibutuhkan cukup dengan fish bowl (toples ikan) atau akurium yang bersih dan tidak harus besar.

Ikan cupang koleksinya cukup dipelihara di akuarium kecil berukuran kotak yang disesuaikan dengan ukuran peliharaannya. Dia menempatkan akuarium itu ditata berjejer rapi di rumahnya.

Persoalan lain adalah mengembangkan anak ikan cupang. Menurut Nanda, membesarkan anak ikan cupang butuh keseriusan, ketelatenan, dan konsentrasi, serta kesabaran.

“Anak ikan cupang itu sangat sensitif terhadap suhu dan menyulitkan untuk menjaganya sampai besar. Ini juga menjadi alasan kenapa kadang-kadang harga ikan cupang itu bisa mahal,” sambungnya.

Dijumpai di rumahnya, Jalan Krukah Selatan, Nanda telah menetapkan harga jual yang berbeda.  Untuk pasar lokal, harga per ekornya dijual Rp 5.000 hingga Rp 350.000, sedangkan pasar internasional, dilepas seharga 25 dollar Amerika Serikat hingga 50 dollar AS.

“Sejauh ini saya baru menjual ikan cupang ke pasar AS dan kadang-kadang menerima pesanan dari Swedia,” ungkapnya.

Dalam sekali kirim ke Amerika Serikat (AS) dia bisa mengekspor sampai sepuluh ekor. Pernah juga mengirim ikan cupang hanya seekor ke Negeri Paman Sam. Menurutnya, meski hanya mengirim seekor, tetap dilayani meskipun harganya relatif mahal.

Mengirim ikan dalam kondisi hidup bukan persoalan gampang. Kemasan harus memberi jaminan kehidupan bagi ikan cupang agar selamat sampai tujuan. Terlebih pengiriman ke luar negeri memakan waktu berhari-hari.

Tidak jarang ikan yang dikirimnya mati di tengah jalan. Tetapi Nanda telah menyiapkan garansi, dengan mengirim ikan hidup pada hari berikutnya.

“Proses pengirimannya saya serahkan ke ekspedisi. Terkait lika-liku pengurusan dokumen ke Bea Cukai, Balai Besar Karantina ternak, dan lainnya, sepenuhnya di-handle ekspedisi. Saya tahunya jadi, itu aja,” urainya.

Dari hasil penjualannya, ia pernah mencapai omzet hingga Rp 5 juta per bulan. Menurutnya, itu adalah omzet tertinggi, meski dia sendiri pernah mendapatkan Rp 500.000 per bulan.

Pada dasarnya menggeluti usaha selalu ada jalan berliku. Gagal pernah dirasakan memulai bisnis ikan cupang sejak tahun 2017. Menurutnya tidak ada kesuksesan yang gratis, semua harus melalui kegagalan jika ingin menikmati hasil.

“Setengah dari persediaan ikan yang saya miliki mati semua. Penyebabnya, ikan cupang tidak boleh kena air PAM langsung. Setelah itu saya diberi modal dari Karang Taruna Rejo Mulyo, Ngagel Rejo, dan memulai kembali bulan November 2017,” kenangnya.

Saat ini ia sudah memiliki 500 ikan cupang dengan berbagai jenis, seperti Halfmoon, Crown Tail dan Plakat. Sabetulnya ada banyak jenis ikan cupang, namun koleksi yagn dimiliki empat jenis tersebut.

“Biasanya yang menjadi incaran pasar internasional adalah ikan cupang yang memiliki warna yang indah dengan ekor lebar,” tegasnya.

Melihat potensi usahanya yang besar, sulung dari dua bersaudara ini punya niatan mengembangkan usahanya ini setelah ia studinya rampung. Tentang negara tujuannya, dia masih belum bisa menentukan, tergantung dari pasar.

“Setelah studi saya selesai, saya akan fokus untuk mengembangkan usaha dan mungkin saya juga akan menambahkan kelinci di usaha saya nanti,” memungkasi obrolan santai di kediamannya.