Selasa, 04 August 2020 12:20 UTC
Ilustrasi buruh atau pekerja
JATIMNET.COM, Mojokerto – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada perusahaan atau industri di Jawa Timur akibat pandemi Covid-19 tergolong rendah yakni 4 persen.
Angka ini jauh dari angka PHK di provinsi besar lainnya seperti DKI, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Hal tersebut diungkapkan Khofifah dalam kunjungan kerjanya di pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) di Ngoro Industrial Park (NIP), Kabupaten Mojokerto, Selasa, 4 Agustus 2020.
"Dari survei, angka PHK kita cukup rendah yakni 4 persen jika dibanding beberapa daerah lain. Jawa Tengah 18 persen, Jawa Barat 12 persen, dan DKI-Banten 31 persen. Ini salah satu kekuatan kita untuk tetap kuat di sektor ekonomi," katanya didampingi Bupati Mojokerto Pungkasiadi.
BACA JUGA: Tren Covid-19 Turun, PHK Beranjak Naik
Khofifah mengimbau agar perusahaan mencari solusi dan tidak sampai melakukan PHK besar-besaran. Salah satunya dengan melakukan pembaruan kontrak kerja dengan sistem sharing manfaat bersama karyawan lainnya.
"Pernah ada perusahaan yang lapor ke saya akan melakukan PHK 500 orang karyawan. Saya sampaikan lebih baik kontrak kerjanya saja yang diperbarui. Jangan sampai (PHK) itu terjadi, harus ada rasionalisasi," kata Khofifah.
Mantan Menteri Sosial ini mengatakan jika industri olahan makanan dan minuman (mamin) yang digeluti PT CPI merupakan penyumbang dan tumpuan Produk Dosmetik Regional Bruto (PDRB) tertinggi Jawa Timur selama ini. Ia sepenuhnya mendukung perluasan pasar demi terpeliharanya kestabilan dan kekuatan ekonomi Jawa Timur.
"CPI ini salah satu industri olahan mamin yang cukup kuat. Pengolahannya baik, penyembelihan bahan bakunya juga manual untuk kehalalan produk. Pasarnya pun meluas dan meningkat. Apalagi, dalam waktu dekat juga akan ekspor perdana ke Timor Leste. Saya dorong pasar asing makin luas," ujar Khofifah.
BACA JUGA: Dampak Covid-19, 6.900 Pekerja Kehilangan Pekerjaan di Jatim
Menjelang HUT Republik Indonesia ke-75, Khofifah mengimbau pemasangan atribut kemerdekaan disertai dengan logo Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Penggunaan produk-produk dalam negeri, menurutnya, akan meningkatkan kapasitas produksi industri baik kecil, menengah, dan besar. Kenaikan kapasitas produksi akan memberi dampak positif pada peningkatan pendapatan dan pembukaan lapangan kerja.
Khofifah menyebut UMKM adalah salah satu sektor yang merasakan dampak berat akibat pandemi. Maka dari itu dengan membeli produk lokal maka akan mendorong UMKM untuk tetap berpoduksi dan berkembang. Selain itu, juga untuk meningkatkan rasa cinta tanah air.