Logo

i-nose c-19, Alat Pendeteksi Covid-19 melalui Bau Keringat Ketiak

Reporter:,Editor:

Minggu, 17 January 2021 08:00 UTC

<em>i-nose c-19, </em>Alat Pendeteksi Covid-19 melalui Bau Keringat Ketiak

PENDETEKSI COVID. Perwakilan ITS menunjukkan i-nose c-19, alat pandeteksi Covid-19 melalui bau keringat kepada Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sabtu, 16 Januari 2021. Foto: Humas Pemprov Jatim

JATIMNET.COM, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh NoPember (ITS) Surabaya meluncurkan i-nose c-19. Alat skrining Covid-19 yang diklaim mampu mendeteksi dari bau keringat ketiak itu kini telah masuk uji klinis. 

i-nose c-19 bekerja dengan cara mengambil sampel dari bau keringat ketiak (axillary sweat odor) seseorang. Kemudian memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. 

Guru Besar ITS Riyanarto Sarno mengatakan alat ini memiliki beberapa kelebihan. Sampling dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorang dapat langsung melihat hasil skrining i-nose c-19. Dengan begitu hasilnya tentu akan lebih cepat. 

"i-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat Covid-19 ini," ujar Riyanarto, Sabtu, 16 Januari 2021. 

BACA JUGA: Deteksi Suhu Tubuh Tinggi Indikasi Covid-19, Mahasiswa Ciptakan Kamera Thermal Descotin

Semua data yang terekam itu, selanjutnya disimpan di alat maupun cloud. Hal tersebut akan memudahkan pemeriksaan karena dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit, maupun laboratorium. 

Sebenarnya i-nose c-19 sudah lama dikembangkan ITS. Pihak kampus membuat alat ini sejak empat tahun yang lalu. Namun karena merebaknya Covid-19, kemudian dioptimalkan pengembangannya menyesuaikan dengan virus ini mulai Maret 2020 lalu. 

ITS mengklaim dari segi biaya karena menggunakan komponen teknologi yang murah, i-nose c-19 tidak membutuhkan keahlian khusus dalam implementasinya. 

Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar,” kata Riyanarto. 

BACA JUGA: Unair Temukan Alat Pendeteksi Virus Corona, Ini Tanggapan Kemenkes

Ke depan diharapkan akan ditingkatkan data sampling untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat. “Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini, dunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat diimplementasikan,” tuturnya. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyambut baik penemuan ini. “Saya dijelaskan bahwa alat ini sudah menjadi atensi bagi Menteri Riset dan Teknologi, ini hal yang sangat membanggakan, kami Pemprov Jatim terus mendukung inovasi berkelanjutan ini,” kata Emil. 

i-nose c-19 akan menjadi alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak. "Kita sudah mengenal teknologi kecerdasan buatan yang berbasis suara dan penglihatan visual. Nah, sekarang ini kepekaan penciuman sudah bisa direplikasi menggunakan elektronik," katanya.