Kamis, 06 February 2020 01:00 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan milik Kementerian Kesehatan menjadi rujukan pemerintah untuk mendeteksi virus novel Coronavirus (2019-nCoV) melalui alat reagen yang dimiliki.
Terkait ini, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya juga mengklaim berhasil membuat alat pendeteksi virus corona serupa hasil kerja sama dengan Kobe University Jepang. Lalu bagaimana tanggapan Kementerian Kesehatan?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes dr. Wiendra Maworuntu, M.Kes mengatakan alat itu harus melalui tahap kajian dan semuanya harus dicocokkan sesuai standar yang ada khususnya organisasi kesehatan dunia WHO.
"Kan pasti (alat reagen) dikaji ya pasti butuh kajian. Semuanya pasti pakai standar WHO," ujar Wiendra dikutip dari Suara.com, Selasa, 4 Februari 2020.
BACA JUGA: WHO Tetapkan Wabah Virus Corona Darurat Internasional
Temuan yang didapat Unair ini dipandang sebagai aksi nyata dan harus disambut gembira. Wiendra juga berharap akan semakin banyak universitas dan peneliti-peneliti yang melakukan aksi dan kajian serupa.
"Nggak apa-apa (mendapat temuan). Semakin kita mempunyai kajian-kajian, dan itu dianjurkan supaya negara memberikan ada penelitian-penelitian. Termasuk universitas, boleh kenapa tidak, kalau itu malah dianjurkan supaya mengadakan penelitian-penelitian " ungkapnya.
Sebelumnya Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyebutkan temuan ini bisa dimanfaatkan masyarakat maupun pemerintah, untuk mendeteksi virus.
Misalnya mereka yang baru pulang dari Cina, namun mengalami gejala pneumonia, seperti panas, demam, batuk, pilek, hingga sesak napas bisa melakukan pengecekan di Unair.
“Jika ada yang suspect virus corona bawa saja ke Unair, melalui sampel dahak yang dikeluarkan kami akan mendeteksi dan hasilnya akan keluar dalam beberapa jam saja,” ujar Prof Nasih.
