Logo

Harta dan Warisan Motif di Balik Pembunuhan Petani Kopi Jember

Reporter:,Editor:

Kamis, 07 November 2019 13:44 UTC

Harta dan Warisan Motif di Balik Pembunuhan Petani Kopi Jember

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Yadwivana Jumbo Qantason (tengah) saat mempersiapkan sejumlah barang bukti pembunuhan terhadap Surono, di mapolres, Kamis 7 November 2019. Foto: Faizin Adi.

JATIMNET.COM, Jember – Asmara, dendam dan harta menjadi motif yang melatarbelakangi pembunuhan terhadap Surono, warga Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember.

Surono dibunuh anak dan istrinya sekitar tujuh bulan silam, yang kemudian jasadnya dimakamkan di salah satu sudut rumah. Untuk menghapus jejak, di atas makam dibangun tempat menjalankan salat.

“Motif pertama adalah dendam dan asmara. Adapun motif kedua adalah harta, yakni perebutan warisan,” ungkap Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal saat jumpa pers, Kamis 7 November 2019.

Sumber internal Polres Jember menyebutkan Busani, istri korban sekaligus salah satu pelaku pembunuhan selama ini dikenal memiliki watak cemburu yang tinggi.

BACA JUGA: Anak-Istri Pelaku Pembunuhan Pria yang Jasadnya Dikubur di Bawah Musala

Busani curiga suaminya punya hubungan spesial dengan seorang perempuan berinisial I, yang tinggal tidak jauh dari mereka. Busani kemudian curiga, bahwa sebagian penghasilan Surono diberikan kepada perempuan tersebut.

Di sisi lain, Busani selama ini juga memiliki hubungan khusus dengan Jumarin, yang merupakan tetangga satu desa beda dusun dengannya. Hubungan keduanya juga sudah diketahui beberapa tetangga, karena kerap terlihat berdua.

Dengan membunuh Surono, Busani lebih mudah menikah siri dengan Jumarin. “Ada kaitannya antara keinginan Busani untuk menikah dengan Jumarin,” lanjut Alfian.

Mantan Kapolres Probolinggo Kota itu menambahkan pembunuhan yang dilakukan Busani didasari motif harta dan asmara. Motif harta juga dimiliki anak kandungnya, Bahar Mario.

BACA JUGA: Dikubur di Dalam Musala, Polisi Temukan Linggis di Bawah Jasad Surono

“Karena Surono punya penghasilan yang menggiurkan. Dari hasil panen kopinya yang cukup lumayan,” tutur Alfian.

Info yang digali Jatimnet.com, pendapatan Surono dalam satu tahun bisa mencapai Rp 140 juta. Namun anak dan istrinya diberi jatah sekitar seratusan ribu dan merasa kurang.

Karena itu, istri dan anaknya bersekongkol membunuh Surono. “Basuni tidak menyuruh secara langsung, tetapi menyetujui atau mendorong rencana pembunuhan,” lanjut salah satu penyidik di Polres Jember yang enggan disebut namanya.