Logo

Harga Kebutuhan Pokok Menjelang Iduladha Masih Stabil

Reporter:,Editor:

Jumat, 24 July 2020 01:00 UTC

Harga Kebutuhan Pokok Menjelang Iduladha Masih Stabil

JAGA JARAK. Lapak pedagang Pasar Pegirian yang direlokasi di Jalan Nyamplungan di luar pasar diberi jarak untuk menghindari penyebaran Covid-19. Foto: Restu Cahya

JATIMNET.COM, Surabaya – Menjelang Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya terus melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok di pasar. Berdasarkan hasil pantauan, harga bahan pokok relatif masih stabil.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan saat turun bersama jajarannya untuk sidak langsung ke beberapa pasar, harga kebutuhan pokok masih terpantau stabil dan tidak melebihi Harga Acuan Penjualan di Konsumen (HAPK).

“Seperti harga telur relatif masih aman. Karena harga dari Rp24.000 menjadi Rp24.800. Kenaikannya sangat sedikit dan terus dalam pantauan kami,” kata Wiwiek, Kamis, 23 Juli 2020.

BACA JUGA: Jelang Iduladha, Harga Daging Ayam Potong Broiler di Probolinggo Naik

Berbeda dengan bawang merah kualitas lokal yang harganya justru mengalami penurunan. Berdasarkan pemantauan pada 15 Juli 2020, Wiwiek menyebut harga bawang merah kualitas lokal rata-rata Rp28.714 per kilogram. Kemudian pada 20 Juli 2020 turun menjadi Rp26.143 per kilogram, bahkan keesokan harinya harga turun menjadi Rp25.286 per kilogram.

“Terbaru hari ini rata-rata harga bawang merah kualitas lokal Rp24.429 per kilogram,” ia menyebutkan.

Sedangkan bahan pokok lain seperti minyak goreng curah sejak tanggal 20-23 Juli 2020 tidak ada peningkatan. Harga rata-rata minyak curah Rp11.357 per liter. Meskipun begitu, Wiwiek menyatakan pekan lalu harga minyak goreng curah berkisar rata-rata Rp11.071 per liter.

“Jadi memang harga masih terbilang stabil,” ia mengungkapkan.

Di samping itu, Wiwiek memastikan akan mengendalikan harga bahan pokok dengan gencar melalui sidak di pasar-pasar tradisional. Seperti yang sudah berjalan di Pasar Wonokromo, Pasar Tambahrejo, Pasar Pucang, Pasar Pabean, Pasar Genteng, dan Pasar Kembang.

BACA JUGA: Pandemi Covid-19, Harga Hewan Kurban di Ponorogo Terjun Bebas

“Biasanya kami sidak ke pasar yang besar-besar dahulu. Setelah itu baru kami menyisir ke pasar yang menjadi acuan misalnya Pasar Balongsari, Pasar Tembok,” katanya.

Setelah sidak, jika ditemukan pergerakan harga, maka Disdag bersama dengan petugas gabungan akan langsung menuju aktivitas operasi pasar. Bahkan, Wiwiek mengungkapkan operasi pasar akan digelar di sekitar wilayah pasar yang mengalami kenaikan harga.

“Jadi misalnya Pasar Genteng. Kami lakukan operasi pasar sampai dengan tingkat kelurahan sekitar wilayah itu. Untuk komoditasnya kita sediakan yang mengalami kenaikan harga dahulu yang kita suplai,” ia memungkasi.