Logo

Gurihnya Budi Daya Jamur Kancing di Lereng Bromo

Reporter:,Editor:

Minggu, 17 February 2019 07:56 UTC

Gurihnya Budi Daya Jamur Kancing di Lereng Bromo

Petani jamur kancing di lereng Gunung Bromo tengah memanen hasil budi daya. Foto: Zulkifli.

JATIMNET.COM, Probolinggo – Lereng Gunung Bromo tidak hanya menyajikan pesona alam yang luar biasa. Kawasan yang masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu juga memiliki potensi alam yang luar biasa untuk dimanfaatkan.

Adalah budi daya jamur kancing yang bisa menjanjikan pundi-pundi rupiah bagi petani di kawasan tersebut. Itulah yang tengah digeluti masyarakat Tengger di lereng Gunung Bromo.

Budi daya jamur kancing berlokasi di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Di lokasi ini ada sekitar 30 pembudi daya Jamur Kancing. Geliat budi daya jamur kancing dimulai pasca erupsi Gunung Bromo pada 2010 silam.

“Saya memulai budi daya ini sejak tahun 2010, waktu itu bingung banyak tanaman tertutup abu vulkanis. Kami dan sejumlah warga menjajal jamur kancing untuk menutup vakumnya pertanian,” terang Marjiati (38) kepada Jatimnet.com, MInggu 17 Februari 2019.

BACA JUGA: Harga Bawang Merah Di Probolinggo Anjlok

Setelah dijalani sekian bulan, budi daya ini jauh lebih menguntungkan. Untuk harga jual Jamur Kancing di tingkat petani, bisa mencapai Rp 15 ribu per kilogram.

Marjiati menambahkan budi daya jamur kancing ini relatif lebih mudah dibanding tanaman lain. Bahkan saat ini budi daya jamur kancing telah menembus pasar International, seperti ke Thailand dan sejumlah negara di Eropa.

“Perbedaan jamur kancing dengan jamur lainnya, terletak pada bentuknya yang tidak melebar, jamur kancing bentuknya lebih bulat atau menyerupai kancing baju,” ungkapnya.

Sementara cara membudidayakannya tergolong sederhana, seperti budi daya jamur pada umumnya. Hanya saja, jamur kancing di tempat ini menggunakan tanah khas Tengger, yang telah dinetralkan sebelum difragmentasi.

Dalam  proses budi dayanya, warga membuat kumbung berukuran 10 meter kali 15 meter, sebagai rumah dan tempat tanam bibit – bibit jamur kancing. Setiap dua pekan, petani mampu memanen hingga 1 ton jamur kancing. Dengan harga jual Rp 15 ribu, maka petani bisa meraup omzet Rp 15 juta sekali panen.

BACA JUGA: Peringatan Imlek, Klenteng Sumber Naga Probolinggo Dibanjiri Wisatawan

“Tidak ada kendala apapun. Bahkan sekali tanam bibit, bisa panen sampai tiga kali. Ya menjanjikan sekali hasilnya,” kata Marjiati.

Sementara Pembina Paguyuban Petani Jamur Kancing, Dwi Sugiono berharap adanya peran pemerintah agar terus mengembangkan hasil budi daya di lereng Gunung Bromo sebagai aset agro daerah.

Tak hanya bantuan dalam pemasaran, adanya bantuan permodalan sangat diharapkan petani agar budi daya ini terus berjalan. Begitu juga dengan bantuan teknologi sangat dihrapkan guna mendorong budi daya ini.

“Kalau pemasaran jamur kancing sudah menembus pasar internasional, seperti ke Thailand dan beberapa negara di Eropa,” Sugiono memungkasi obrolan.