Rabu, 23 January 2019 05:27 UTC
Ilustrator: Cheppy Changgih
JATIMNET.COM, Jakarta - Erupsi Gunung Agung menjelang Subuh, Selasa 22 Januari 2019 kemarin menyemburkan abu yang membentuk kolom hingga kurang lebih 2.000 meter di atas puncak (kurang lebih 5.142 meter di atas permukaan laut).
Teramati berwarna kelabu, kolom abu dengan intensitas tebal itu condong ke arah timur dan tenggara. Erupsi tersebut sempat terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi kurang lebih 2 menit 25 detik. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 4 km dari puncak Gunung Agung.
"Masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung serta wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan gunung yang paling aktual atau terbaru," begitu rilis dari Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa 22 Januari 2019.
BACA JUGA: Gunung Agung Erupsi
Selain dilarang beraktivitas dalam radius 4 Km, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Badan Geologi melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Agung akan terus dan senantiasa selalu berkoordinasi dengan satuan pelaksana (satlak) Kecamatan dan BPBD Kabupaten Karangasem dan instansi terkait lainnya untuk memantau perkembangan kegiatan vulkanik Gunung Agung.