Selasa, 12 March 2019 09:19 UTC
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengelar audiensi dengan Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto (kiri). Foto: Baehaqi Almutoif
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membidik Madura sebagai penghasil jagung di Jawa Timur. Untuk itu, penanaman ditarget sudah bisa dimulai bulan ini.
"Benihnya akan disiapkan bibit oleh Kementerian Pertanian. Saya akan mengkoordinasikan dengan bupati di Madura dan lainnya, supaya bisa melakukan pemetaan," ujar Khofifah usai melakukan pertemuan dengan Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto di Gedung Negara Grahadi, Selasa 12 Maret 2019.
Ia berharap jagung yang ditanam ini nanti sudah bisa dipetik 90 hari pasca tanam. Dengan estimasi mulai tanam Maret, diharapkan Juli telah siap panen. Ini sebagai antisipasi lebih dini untuk mencegah kemungkinan kelangkaan tahun lalu terulang.
BACA JUGA: Produksi Jagung di Pamekasan Terganggu Tingginya Curah Hujan
Jika bisa ditanam mulai sekarang, kemungkinan besar di akhir tahun tidak akan kekurangan jagung. "Kami pernah dengar langsung dari peternak ayam di Blitar mengeluh kesulitan jagung. Padahal bahan pakan ayam, 50 persen dari jagung," jelasnya.
Ditempat yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto memaparkan jagung dibutuhkan sepanjang tahun. Karena kebutuhannya juga sangat besar.
"Artinya apa? Jatim memang surplus, tapi daerah lain minus, kalau ikut terangkat dan harga naik, maka hasil ternak naik dan mampu menjadikan inflasi, dan betul Jatim ini kita bikin tumpah ruah supaya produk turunannya berkembang terus," kata Gatot.
BACA JUGA: Bulog Gorontalo Borong Jagung Petani
Sebagai lumbung pangan nasional, Jawa Timur sangat diandalkan. Gatot meminta gubernur beserta seluruh bupati bergerak melakukan penanaman setelah akhir musim hujan nanti. Harapannya, suplai pangan selama setahun tidak terganggu.
Gatot mengatakan secara nasional produksi jagung 31 juta ton. Jumlah tersebut surplus sebenarnya kalau hanya untuk pakan ternak. Tapi kalau dikurangi untuk konsumsi dan pemenuhan jagung di semua daerah, masih jauh dari cukup. "Tinggal sekarang, bagaimana menjaga stok," katanya.
Tidak hanya pasca panen yang menjadi perhatian, tetapi juga saat pengolahan hingga penyimpanan. "Sewaktu mengalami oversuplai, harus dicari cara agar awet dan harga tidak anjlok," katanya.