Senin, 18 February 2019 10:12 UTC
Produksi jagung di Kabupaten Pamekasan tahun ini diperkirakan tidak tercapai target yang disebabkan curah hujan tidak stabil dan merusak bibit jagung. Foto: Mustofa.
JATIMNET.COM, Pamekasan – Curah hujan tinggi menyebabkan banyak tanaman jagung rusak dan gagal tumbuh pada musim tanam pertama di Kabupaten Pamekasan.
“Curah hujan yang tidak stabil membuat petani sulit mengairi ladang jenis tadah hujan. Karena gagal tumbuh, petani harus menanam ulang bibitnya,” kata Ketua Perhimpunan Tani Rampak Naong, Mohammad Hasan, Senin 18 Februari 2019.
Diterangkan Hasan, sejumlah daerah seperti Kecamatan Tlanakan dan Kadur merupakan dua wilayah yang paling banyak gagal tumbuh. Sayangnya, dia belum dapat merinci total luas ladang jagung yang gagal tumbuh.
Dampak dari kegagalan tumbuh ini menyebabkan produksi jagung diperkirakan menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: 60 Persen Ladang Jagung Susut, Bupati Probolinggo Tak Risau
Hal ini dibenarkan Kepala Seksi (Kasi) Produksi dan Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pamekasan, Ahmad Muzakki. Pihaknya tidak menampik laporan perhimpunan tani Rampak Naong yang memprediksi produksi jagung akan menurun.
Sepanjang tahun 2018 lalu, kata Muzakki, total produksi jagung di Pamekasan mencapai 112 ribu ton. Angka ini dijadikan dasar untuk menargetkan produksi jagung tahun 2019.
Namun melihat banyaknya ladang jagung gagal tumbuh karena curah hujan tidak stabil, Muzakki memperkirakan produksi jagung akan menurun sekitar 20 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Mungkin hanya 80 persen dari target yang bakal tercapai tahun ini. Tapi kami akan berusaha memacu lagi produksinya pada musim tanam kedua,” ungkap dia.
BACA JUGA: Jagung Impor Di Jatim Untuk Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak
Adapun Data Dinas Pertanian Pamekasan menunjukkan meski mayoritas masyarakat Pamekasan adalah petani. Namun tidak semua lahan ditanami jagung. Sejauh ini tanaman jagung hanya ditanam di ladang tadah hujan.
Seperti di Kecamatan Kadur, Tlanakan, Pasean dan sebagian Kecamatan Proppo. Selama musim penghujan, petani menanam jagung hingga dua kali dan selebihnya menanam tembakau.
Dalam satu kesempatan, Kepala Dinas Pertanian Pamekasan, Isye Windarti mengakui bahwa produksi jagung di Pamekasan masih rendah. Bila produksi jagung nasional telah mencapai angka enam ton per hektar dan di Jawa Timur rata-rata 4-5 ton per hektar. Sementara di Pamekasan masih di angka 2-3 ton per hektar.
Salah satunya penyebabnya, petani Pamekasan belum menganggap jagung sebagai komoditi industri yang bisa menyejahterakan. Selama ini petani menanam jagung hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama setahun.