Kamis, 12 September 2019 10:59 UTC
Tanaman tembakau yang dibudidayakan petani tembakau di Kabupaten Gresik. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Gresik - Dinas Pertanian Kabupaten Gresik berencana mengembangkan budidaya tanaman tembakau untuk meningkatkan pendapatan petani. Program ini menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2019.
Sedikitnya ada tiga wilayah yang bakal dijadikan sebagai lahan pengembangan budidaya tembakau ini, yakni wilayah Kecamatan Balongpanggang, Kecamatan Benjeng dan Kecamatan Duduksampeyan. Kepala Dinas pertanian Eko Anindito Putro yang didampingi Kepala Bagian Humas dan Protokol Sutrisno, menjelaskan tahap awal pengembangan tanaman ini sebanyak 18 hektare.
Eko menjelaskan, sasarannya adalah para petani di Kecamatan Balonpanggang, mulai dari petani di Desa Wotansari, Sekarputih, Jombangdelik dan Desa Dapet. Kemudian petani di wilayah Kecamatan Benjeng yang tersebar mulai dari Desa Lundo dan desa di wilayah pinggiran Sungai Lamong.
"Kami optimis lahan tembakau di Gresik akan meningkat. Secara historis Gresik dulu memang sudah ada komoditi tanaman tembakau ini," papar Eko didampingi Sutrisno di kantor Dispertan Gresik, Kamis 12 September 2019.

Petani tembakau di Gresik
Ketika ditanya, apakah tanaman tembakau tidak mengganggu potensi tanaman pangan khususnya padi ? Eko menyatakan tidak menganggu sama sekali. Menurutnya, budidaya tembakau ini ditanam saat musim kemarau dimana tanaman padi tidak sedang berproduksi.
Khusus jenis tanaman tembakau yang ada di Gresik, Eko kembali menegaskan selama ini petani Gresik hanya menanam tembakau jenis tembakau jawa (jinten). Jenis ini sepertinya sudah menjadi tradisi petani tembakau Gresik.
Ke depan, Pemkab Gresik akan mendorong petani dan mengembangkan tembakau jenis virginia. Tembakau ini terkenal karena bernikotin rendah juga harga jualnya lebih tinggi. Hal ini akan lebih menguntungkan para petani tembakau.
Untuk memfasilitasi para petani tembakau tersebut, Dinas pertanian Gresik menggandeng Balai Penelitian dan Pabrikan. Selain itu, juga akan membuat Demplot atau semacam lahan ujicoba yang dilaksanakan pada tiga Kelompok tani di tiga wilayah kecamatan Balongpanggang, Benjeng dan Duduksampeyan.
Hal itu disebabkan Demplot ini sebagai sekolah lapang SL-GAP (Sekolah Lapang Good Agricultural Practices) tembakau bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas) Karangploso Malang.
"Untuk lebih menggairahkan para petani tembakau, Selain mengadakan demplot, sekolah lapang dan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi dan elemen terkait. Kami juga memberikan bantuan sarana produksi berupa bibit tembakau, pupuk dan obat-obatan," ujarnya.
Dari hasil Analisa ekonomi Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, pendapatan petani melalui komoditi tembakau ini yaitu sekitar Rp 32 Juta per-hektare pada satu kali musim tanam yakni selama 3 bulan (kemarau), untuk itu Dispertan Gresik mendorong pada sektor pertanian pada tembakau.