Selasa, 16 December 2025 01:00 UTC

Para narasumber dalam Forum Group Discussion tentang pengembangan pariwisata di Kota Mojokerto. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Direktur Jatim Park Group Suryo Widodo mengatakan bahwa pengembangan pariwisata di suatu daerah harus diawali dengan pendekatan dan kolaborasi para pemangku kepentingan.
Maka, keterlibatan pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas budaya, pelaku UMKM, media, influencer, dan masyarakat lokal sangat dibutuhkan guna memajukan sektor pariwisata.
"Manfaat kolaborasi, yakni saling sinergi promosi, efisiensi, produk wisata terintegrasi, kualitas layanan lebih baik, keuntungan ekonomi dan sosial menyebar luas," katanya saat memberikan pemaparan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan pariwisata di Kota Mojokerto, Senin malam, 15 Desember 2025.
BACA: Pemkot Mojokerto Ajak Pemuda Mengembangkan Pariwisata lewat Animasi
Dalam FGD yang berlangsung di di Gedung Co Working Space Taman Bahari Mojopahit (TBM), Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto ini, Suryo merupakan satu daru dua narasumber yang dihadirkan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Mojokerto Ani Wijaya.
Terkait dengan pengembangan pariwisata di Kota Mojokerto, Suryo berharap agar semangat kebangkitan sejarah Majapahit dapat kembali mengangkat citra Kota Mojokerto sebagai destinasi wisata unggulan. "Majapahit bangkit, Kota Mojokerto jadi tujuan wisata unggulan," ujarnya.
Narasumber kedua, Asisten Administrasi Umum dan Pelaksana Tugas Kepala Bappedalitbang Kota Batu Eko Suhartomo memaparkan materi bertema Upaya Pengembangan Potensi Pariwisata di Kota Mojokerto.
Ia menyebut Kota Mojokerto selama ini telah dikenal sebagai kota yang memiliki warisan sejarah Majapahit yang kuat.
"Potensi pariwisata ada wisata budaya dan sejarah Masjid Agung Al-Fattah dan Museum Gubug Wayang," katanya.
BACA: Ubalan Waterpark Pacet Hadirkan Flying Fox, Gratis Selama Masa Uji Coba
Meski demikian, Eko menilai pengembangan pariwisata di Kota Mojokerto masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah posisi Kota Mojokerto yang kerap tertutupi oleh Kabupaten Mojokerto yang memiliki kekayaan wisata alam dan situs sejarah Majapahit dalam skala besar.
"Tantanganya sering kali tenggelam oleh Kabupaten Mojokerto yang kaya wisata alam dan situs Majapahit yang masif," ungkapnya.
Di akhir acara, Kepala Disporapar Kota Mojokerto Ani Wijaya menjawab pertanyaan dari salah satu peserta yang menginginkan sektor wisata dan budidaya daun kelor di daerah lokal kawasan Kelurahan Pulorejo.
"Iya mohon bersabar, kami akan datang dan mengecek langsung," terangnya.(adv/inforial)
