Logo

Gresik Banjir Langganan, Gubernur: Sungai Kali Lamong Butuh Tanggul

Reporter:,Editor:

Selasa, 15 December 2020 05:40 UTC

Gresik Banjir Langganan, Gubernur: Sungai Kali Lamong Butuh Tanggul

BANJIR: Petugas, Muspika Balongpanggang ke lokasi bencana banjir membantu mengevakuasi warga yang terdampak. Foto: Agus.

JATIMNET.COM, Surabaya - Banjir luapan Sungai Lamong kembali menggenangi 25 desa di tiga kecamatan di Gresik sejak akhir pekan lalu. Bahkan satu siswi SMP dinyatakan meninggal dunia setelah terseret arus air. 

Seolah seperti langganan, banjir luapan Sungai Kali Lamong ini tak pernah kunjung selesai. Setiap tahun selalu datang. Banjir juga memakan korban pada awal Tahun 2019 lalu. Empat orang dinyatakan meninggal dunia setelah terseret arus sungai. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara perihal banjir ini. Menurutnya Sungai Lamong ini butuh tanggul. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menghitung pembuatan tanggul ada dikisaran Rp 1,1 triliun dari Lamongan, melintasi Gresik, hingga ke Mojokerto.

BACA JUGA: Sungai Kali Lamong Meluap, Dua Kecamatan di Gresik Tergenang Banjir

Kementerian PUPR, kata Khofifah, telah menyiapkan anggaran pembuatan tanggul tersebut, termasuk pembebasan lahannya. Tinggal sekarang bupati sebagai negosiator pembebasan lahannya.

"Kemudian ini kalau bikin tanggul harus dibebaskan. Kembali beliau (menteri PUPR) menyampaikan biaya tanggulnya PUPR, biaya pembebasan PUPR. Tapi tolong negoisasinya bupati. Lah ini brarti pak bupati," ujar Khofifah, Senin 14 Desember 2020. 

Pihaknya memastikan tengah terus berkordinasi dengan Bupati Gresik, Lamongan, dan Mojokerto untuk membahas terkait tanggul ini. "Karena kaitan dengan RT/RW ini berapa tol misalnya Fasum/Fasos ini kan ke Pemprov. Jadi ada hal-hal yang di hulunya harus selesai, kalau tidak, ada intensitas hujan turun tinggi akan meluber," kata dia.

BACA JUGA: Luapan Sungai Kali Lamong Menelan Korban Jiwa

Selain itu, Khofifah menyebut permasalah lain di Sungai Lamong yakni sendimentasi. Pihaknya mengeklaim telah mengajak kepala daerah yang wilayahnya dilewati daerah aliran sungai (DAS) untuk sering mengeruk saat musim kemarau. 

Upaya ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pendangkalan. "Karena kalau ada pengerukan di musim kemarau pasti volume di musim hujan itu akan lebih longgar. Ini juga selalu kita pesan-pesan ini sampaikan ke semua daerah kalau musim kemarau di keruk," tandasnya. 

Terlepas dari itu, sat ini mantan menteri sosial itu mengaku terus berkordinasi dengan BPBD daerah banjir. Para bupati di wilayah banjir pun juga proaktif menyampaikan kondisi terkini soal banjir. Selain Pemprov Jatim disebutnya mengirimkan bantuan makanan.