Logo

GP Ansor Surabaya : Dhani Harus Minta Maaf

Reporter:

Senin, 27 August 2018 08:17 UTC

GP Ansor Surabaya : Dhani Harus Minta Maaf

Ahmad Dhani saat membuat vlog di Hotel Majapahit lantaran tidak bisa mengikuti deklarasi di Jalan Indrapura, Surabaya. FOTO: potongan vlog Dhani.

JATIMNET.COM, Surabaya – Penasehat Gerakan Pemuda Ansor Surabaya Arifin Hamid memperingatkan musisi Ahmad Dhani agar segera meminta maaf terkait vlog buatannya yang menghina Banser dan warga Surabaya.

“Ini Surabaya bukan Jakarta, kalau macam-macam bisa dipayu (dibeli). Silakan minta maaf kepada Banser dan masyarakat Surabaya,” katanya pada Jatimnet.com, Senin 27 Agustus 2018.

Arifin menyayangkan vlog buatan pentolan Dewa 19 itu. Menurut dia, tak semestinya musisi yang jadi politisi Gerindra itu melakukannya karena bernada provokasi dan memperlihatkan penghinaan. Sebagai kader sebuah partai, Dhani seharusnya sadar ucapan itu bisa berimbas balik pada dirinya.

“Yang idiot itu dia sendiri. Massa aksi ada itu untuk melakukan reaksi apalagi mau ganti Presiden, itu kan ndak bener,” ujarnya.

Menurut dia, aksi penolakan #2019GantiPresiden muncul karena masyarakat masih sayang pada Presiden Joko Widodo. Seharusnya, pendukung gerakan ganti presiden bersabar sampai masa kampanye. Keinginan menyebarluaskan gagasan ganti presiden sebelum masa kampanye justru bentuk kampanye tak cerdas.

Sebaliknya, Arifin curiga, gerakan itu tak murni ganti presiden. Sesuai analisanya, ada upaya ganti sistem pemerintahan di balik gerakan ganti presiden.

“Dhani itu masih aman karena berurusan dengan Banser yang struktural tapi kalau berurusan dengan NU yang kultural, dia bisa tidak pulang,” kata dia.

Sebelumnya, musisi Ahmad Dhani yang ikut dalam aksi mendukung gerakan #2019GantiPresiden tidak bisa keluar dari Hotel Majapahit. Pendiri Grup Band Dewa yang kini aktif sebagai politisi Gerindra itu memilih membuat vlog lantaran dikepung massa berjumlah sekitar 100 orang yang menolak deklarasi #2019GantiPresiden.

Dari dalam hotel, Dhani membuat vlog. Begini isinya: “Assalamualaikum teman-teman yang ada di tempat deklarasi, hari ini saya dihadang di depan hotel. Tidak bisa keluar hotel ditahan oleh polisi dan saya didemo di situ, didemo oleh 100 orang.

Aneh juga biasanya yang didemo presiden atau menteri, Kapolri yang didemo, iki musisi didemo, musisi yang tidak punya beking polisi, tentara, kita ini kan oposisi. Aneh iki yang demo yang membela penguasa laklucu a. Ini idiot-idiot, mendemo orang yang tidak berkuasa.”

Kata-kata “idiot” yang muncul dalam vlognya itu kemudian ramai dan menjadi viral di jagat lini massa dan menuai reaksi beragam dari para netter.