Senin, 08 October 2018 01:54 UTC
Salah satu pengungsi gempa Sulteng dibantu tim medis setelah mendarat di Base Ops Puspenerbal Juanda, Surabaya. FOTO: M.Khaesar Januar Utomo.
JATIMNET.COM, Surabaya – Gelombang pengungsi gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah terus mendatangi Surabaya. Sebanyak 141 yang merupakan pengungsi gelombang ketiga dari Donggala dan Palu mendarat di Base Ops Puspenerbal Juanda Surabaya, Minggu, 7 Oktober 2018.
BACA JUGA : 180 PENGUNGSI SULTENG GELOMBANG KETIGA TIBA DI SURABAYA
Mereka menumpang pesawat Hercules dengan nomor penerbangan A-1327 yang mendarat sekitar pukul 13.45 di Base Ops Puspenerbal Juanda Surabaya.
Sama seperti dua gelombang pengungsi sebelumnya, 141 orang pengungsi ini dalam kondisi lemas dan kelelahan. Tidak jauh dengan dua gelombang sebelumnya, mayoritas gelombang pengungsi kali ini kebanyakan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
BACA JUGA : PENGUNGSI DARI PALU KEMBALI TIBA DI SURABAYA
“Saat ini ada satu pengungsi yang sakit dan sudah dibawa ke RSAL dr Ramelan Surabaya bersama sanak saudaranya, untuk mendapat perawatan,” ucap Kadispen Lanud Muljono Surabaya, Kapten (Sus) Prasetyo Aryo.
Pengungsi yang tiba Minggu siang ini berasal dari Cepu (Jateng), Blitar, Surabaya, Sidoarjo dan Banyuwangi (Jatim). Ditambahkan Prasetyo Aryo mayoritas pengungsi langsung dikembalikan ke daerah asalnya masing masing.
BACA JUGA : PENGUNGSI BERASAL DARI JATIM DAN JATENG
“Ada yang kami antar langsung ke terminal untuk ke tujuan daerah asalnya. Ada pula yang kami bawa ke Wisma Bhaskara untuk menunggu pejemputan dari pihak keluarganya,” ucap Prasetyo.
Prsetyo menambahkan bahwa kondisi kesehatan mayoritas pengungsi dalam kondisi yang baik. “Secara umum mereka masih shock (kaget) dan trauma dengan bencana yang terjadi di Palu dan Donggala,” ucapnya.
BACA JUGA : PRESIDEN BERI SEMANGAT ANAK SEKOLAH DI PENGUNGSIAN
Dari hasil diskusi dengan pihak TNI, pengungsi yang tiba di Surabaya ini rata-rata bekerja sebagai pedagang, dan ingin kembali ke daerah asalnya dalam waktu tertentu.
“Untuk sementara para pengungsi ingin kembali ke kampung halamannya dahulu,” pungkas Prasetyo.