Rabu, 13 May 2020 03:20 UTC
Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 dr Joni Wahyuhadi
JATIMNET.COM, Surabaya - Hingga Selasa 12 Mei 2020, sebanyak 1.649 pasien terkonfirmasi covid-19 di Jawa Timur, dari jumlah tersebut dinyatakan sembuh 274 orang, menjalani perawatan 1.213 pasien dan 162 orang meninggal. Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 4.280 orang, rinciannya 1.919 statusnya pengawasan, 1.949 selesai diawasi dan 412 orang meninggal.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 21.567 pasien, dengan rincian 4.298 dipantau, 17.193 selesai dipantau, dan meninggal 76 orang. Dari jumlah tersebut berdasarkan data Tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur rata-rata pasien positif terjangkit SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) didominasi gejala batuk, jumlahnya cukup besar mencapai 52,1 persen.
Sementara, pasien dengan gejala sesak nafas sebanyak 24,7 persen. Tidak lebih tinggi dari pasien Covid-19 dengan gejala pilek dengan 35,1 persen, dan demam 26,7 persen.
BACA JUGA: Seluruh Kabupaten dan Kota di Jatim Zona Merah Covid-19
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengakui gejala klinis virus corona jenis baru di Wuhan berbeda dengan di Jatim. Di salah satu provinsi di Cina, mayoritas pasien yang terjangkit mengalami sesak nafas dan pneunomia.
Sedangkan di Jatim pasien terjangkit virus SARS CoV-2 memiliki gejala klinis batuk dan pilek. “Padahal yang di Wuhan itu (mayoritas) demam bukan batuk. (Tapi di Jatim) Demam nomor tiga,” ujar Joni, Selasa 12 Mei 2020 malam.
Dirut RSUD Dr Soetomo itu mengklaim perbedaan itu karena susunan gennya dari tipe virus corona jenis baru yang tidak sama antara di Asia Tenggara dengan yang muncul di Wuhan, Eropa dan Amerika.
Bila di negara-negara itu susunan gen virusnya disebutkan A dan C, di Asia Tenggara khususnya di Indonesia virusnya bertipe B. “Yang saya baca di buku, di Asia Tenggara susunan gen (virus SARS CoV-2) tipenya B. Kalau di negara lain A sama C,” ia menegaskan.
BACA JUGA: Pasien Covid-19 di RSUD dr Soetomo 95 Persen Warga Surabaya
Memang belum ada keterangan rinci dari lembaga penelitian resmi yang memaparkan mengenai perbedaan tipe virus tersebut. Tetapi dari keterangan Joni didapat bahwa tipe virus corona yang ada di Amerika memiliki virulensinya lebih berbahaya dengan di Asia Tenggara.
Sementara, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengatakan, masyarakat lebih mewaspadai terhadap gejala klinis yang terjadi di Jawa Timur. "Dari kasus positif yang disurvei, hanya 50 persen yang menyatakan mengalami gejala batuk. Jadi banyak yang dites positif tapi merasa dirinya baik-baik saja, inilah makannya kita harus melakukan kewaspadaan setinggi mungkin," kata Emil.
Ia berharap masyarakat mengetahui semua gejala klinis Covid-19 untuk memudahkan pelacakan. Sebab tidak hanya sesak nafas, tetapi justru paling banyak di Jatim batuk dan pilek.
