Selasa, 24 December 2019 01:45 UTC

Gamal Albinsaid
JATIMNET.COM, Surabaya - Mantan Juru Bicara Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019, Gamal Albinsaid mulai melakukan manuver untuk persiapan Pilwali Surabaya 2020. Ia telah menyiapkan sejumlah program untuk Kota Pahlawan (Sebutan lain Surabaya).
Salah satunya menawarkan BPJS Kesehatan kelas 3 mandiri diberikan secara gratis. Hal itu dilakukan mengingat, setelah dia bertemu dengan Nafiah, seorang berusia 57 tahun tinggal di pinggiran Kota Surabaya, menderita kanker darah sejak Juni 2019.
Menurut dia, Ibu Nafiah itu hanya satu diantara banyak warga yang membutuhkan bantuan biaya kesehatan. "Selama berkeliling Surabaya untuk mendengarkan masalah dan harapan warga, banyak sekali warga yang mengeluhkan iuran BPJS Kesehatan dan kenaikannya," ujar Gamal dalam keterangan resminya, Senin 23 Desember 2019.
BACA JUGA: Pilwali Surabaya 2020, PKB Akan Survei Tiga Tokoh Ini
Dia menilai, langkah yang dilakukan itu bukan tidak mungkin. Penggratisan BPJS Kesehatan kelas 3 bisa dilakukan harus segera. Hal ini Gamal melihat dari hitungan APBD Kota Surabaya dirasa cukup.
Namun demikian, dirinya bakal mengupayakan alternatif penggunaan dana lain melalui inovasi. Sebab selama ini merujuk hasil sebuah penelitian, lanjut Gamal, kemampuan warga untuk membayar (ability to pay) iuran adalah Rp 16.571, sedangkan kemauannya (willingness to pay) adalah Rp 12.485.
Iuran BPJS Kesehatan kelas 3 sebesar Rp 25.500 dan kenaikannya menjadi Rp 42 ribu di atas kemampuan dan kemauan masyarakat. "Hari ini kita saksikan, banyak warga berbondong-bondong ke kantor BPJS Kesehatan untuk turun kelas," jelasnya.
BACA JUGA: Soal Pilwali Surabaya, Hidayat Nur Wahid: PKS Mencalonkan dan Dimenangkan
Menurut Gamal, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan bagian dari kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia.
Sebagaimana layanan pendidikan wajib belajar gratis, kesehatan juga merupakan bagian dari kebutuhan dasar warga, yang sudah seharusnya mendapatkan jaminan dari pemerintah.
"Rakyat yang tidak miskin, bukan berarti dia mampu membayar iuran BPJS Kesehatan. Tapi BPJS Kesehatan yang hadir untuk meringankan warga, iurannya mulai terasa membebani warga," tuturnya.
