Logo

Gajah Afrika Diperkirakan Punah di Akhir Dekade Depan

Reporter:

Rabu, 14 August 2019 08:59 UTC

Gajah Afrika Diperkirakan Punah di Akhir Dekade Depan

Ilustrasi seekor gajah. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Surabaya – Gajah Afrika diperkirakan akan punah di akhir dekade depan, jika pasar gelap tempat menjual gading tetap ada, dan ekspansi hunian manusia terus terjadi di Afrika.

“Sekitar 20 ribu Gajah Afrika dibunuh tiap tahun untuk diambil gadingnya,” kata Manajer praktik kehidupan satwa liar Yayasan Satwa Liar Dunia (WWF) Marsden Momanyi pada Anadolu, dikutip dari Aa.com, pada Rabu 14 Agustus 2019.

Rata-tata, ada 55 ekor gajah yang dibunuh tiap harinya akibat dahaga akan gadingnya.

Perkiraan itu menunjukkan jika perdagangan pasar gelap gading telah menjadi tindak kriminal yang melibatkan pasar internasional terbesar keempat, dengan transaksi mencapai USD 18 miliar per tahun.

BACA JUGA: Tingkah Dumbo, Gajah Sumatera Koleksi KBS yang Berusia Seminggu

Momanyi mengatakan jika perburuan gading karena ketamakan dan hilangnya habitat menjadi dua ancaman besar terhadap populasi gajah. Selain isu pemerintah di berbagai negara di Afrika yang juga berdampak pada gajah.

“Sekitar 90 persen dari gajah Afrika telah hilang seabad yang lalu, utamanya karena perdagangan gading,” katanya.

Meskipun ketika sejumlah negara telah melakukan pencegahan ketat, manusia tetap melanjutkan perburuan gading untuk digunakan sebagai perhiasan, patung, furnitur, alat musik, senjata, bola billiar, miniatur lukisan, dan berbagai barang hiasan lain.

“Sejak Perang Dunia II berbagai perdagangan internasional telah pergi ke Asia, dibandingka ke Eropa atau Amerika Utara”, katanya.

BACA JUGA: 12 Gajah Masuk Pemukiman, Warga Nagan Raya Aceh Tunggu BKSDA

Ia menambahkan jika Konvensi Perdagangan Internasional atas Flora dan Fauna liar yang terancam punah (CITES), telah melarang perdagangan gading di tahun 1989.

Ia melanjutkan jika tidak diaturnya pasar gading domestik di sejumlah negara, seperti Vietnam, mendorong adanya perdagangan ilegal.

Gajah yang dikenal sebagai satwa jumbo di hutan, penting untuk ekosistem dan keragaman kehidupan.

“Mereka membantu menjaga hutan dan ekosistem sabana untuk spesies lain dan penting untuk keragaman kehidupan,” kata Momanyi, dalam peringatan “Hari Gajah Internasional”, yang diperingati setiap tanggal 12 Agustus.

BACA JUGA: KLHK Bongkar Perdagangan Online Gading Gajah Senilai Ratusan Miliar

“Gajah membersihkan dan menciptakan celah di antara kanopi pepohonan dan mendorong proses regenerasi pohon. Di padang sabanah mereka mengurangi semak untuk menciptakan lingkungan yang lebih diinginkan, baik untuk tempat menjelajah atau merumput,”.

Para ahli percaya jika sepertiga dari seluruh spesies pohon di Afrika Tengah butuh gajah untuk menyebarkan benihnya.

Gajah tak hanya menjadi bagian penting dari keberagaman kehidupan, namun menjadi bagian dari budaya yang penting di sepanjang Asia dan Afrika.

Bagi banyak budaya, gajah juga menjadi satwa eksotis. Hindu memuja Ganesha, dewa berbentuk manusia berkepala gajah.