Logo

FPTI Jatim Kibarkan Bendera Raksasa di Tebing Spikul

Reporter:

Rabu, 15 August 2018 11:36 UTC

FPTI Jatim Kibarkan Bendera Raksasa di Tebing Spikul

FPTI Jatim bersama pemanjat alam melaksanakan upacara pengibaran bendera bersama Bupati Trenggalek, Muhammad Nur Arifin, dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. FOTO: FPTI Jatim.

JATIMNET.COM, Surabaya – Ada banyak cara menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Salah satunya dilakukan Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (Pengprov FPTI) Jawa Timur yang berencana menggelar upacara pengibaran bendera Merah-Putih di Tebing Spikul, di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.

Menurut Ketua Panitia Ringgo Yudhistira, agenda tahunan ini sudah memasuki tahun ke-21, dan akan dilaksanakan dua kali, tanggal 15 dan 17 Agustus, tepat pukul 10.00 WIB. Dipilihnya Tebing Spikul ini tidak lepas sebagai tebing tertinggi di Jatim, karena ketinggiannya mencapai 450 meter dari permukaan tanah.

“Ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya. Selain itu, sebagai persembahan FPTI Jatim dalam merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia,” terang Ringgo kepada Jatimnet.com, Selasa malam, 14 Agustus 2018.

Ringgo menambahkan pengibaran bendera tahun ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Jika tahun lalu pengibaran bendera di spikul berukuran 20 meter x 15 meter, tahun ini jauh lebih besar, yakni berukuran 20 meter x 30 meter.

FPTI Jatim sebelumnya membuka pendaftaran Pemanjat Pengibaran Bendera (Pemkibra). Dari pendaftaran itu menjaring tujuh pemanjat yang terdiri dari berbagai pecinta alam, untuk mengibarkan bendera raksasa tersebut.

“Tentunya pemanjatnya agar jangan monoton. Sementara jumlah pemanjat alam di Jatim cukup banyak. Selain itu, kami juga ingin mengenalkan upacara pengibaran bendera ini,” lanjut pria yang juga membidangi Panjat Tebing Alam FPTI Jatim itu.

Dipilihnya Tebing Spikul lantaran tempatnya paling digemari pemanjat, baik atlet maupun pecinta alam. Selain itu, proses pengibarannya juga tidak mudah.

“Pengibaran di Spikul membutuhkan tali minimal 500 meter, dan beratnya bisa mencapai 40 kilogram,” urainya. Tahapan awal tali ini akan dibawa tim pertama (leader), untuk dipasang di pitch (titik pemberhentian dengan tinggi sekitar 50 meter).

Kemudian tim kedua akan naik untuk mendorong logistik. Terakhir, tim ketiga naik dan menaikkan bendera dibantu tim kedua menggunakan sistem holling (dikatrol).

Kegiatan pengibaran bendera ini dilanjutkan dengan upacara bersama seluruh peserta, yang terdiri dari anggota FPTI, beberapa klub pecinta panjat tebing, klub pecinta alam, fotografer, media dan masyarakat Trenggalek.

“Tahun ini ada dua kali pengibaran, yakni tanggal 15 Agustus dan 17 Agustus. Dilakukan dua kali lantaran Bupati Trenggalek turut ikut pada pengibaran bendera pada tanggal 15 Agustus. Dua kali kegiatan ini juga sudah menjadi agenda Trenggalek sejak tahun lalu,” pungkasnya.