Logo

Fokus Optimalisasi Rel Kereta Api Paling Memungkinkan di Gerbangkertosusilo

Reporter:,Editor:

Jumat, 07 February 2020 23:00 UTC

Fokus Optimalisasi Rel Kereta Api Paling Memungkinkan di Gerbangkertosusilo

GERBANGKERTOSUSILO: Wakil Gubernur jJawa Timur Emil Elestianto menyampaikan mengenai fokus optimalisasi rel kereta api di Gerbangkertosusilo. Foto: Baehaqi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Pembahasan mengenai moda transportasi massal di kawasan Gerbangkertosusila terus dimatangkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

Wakil Gubernur jJawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, baru-baru ini pihaknya telah ke Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Maritim dan Investasi) membahas transportasi massal tersebut. 

"Kami mencoba merumuskan kembali kerangka berpikir sekian banyak opsi kereta di Gerbangkertosusila," ujar Emil di Gedung Negara Grahadi, Jumat 7 Januari 2020.

BACA JUGA: Pembangunan Transportasi Massal di Surabaya Tunggu Perpres

Beberapa opsi tentang moda transportasi massal di kawasan Gerbangkertosusilo terus mencuat sebelumnya. Setelah Light Rail Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit (MRT). Belakangan muncul pula usulan Autonomous Railrapid Transit (ART), atau Troley Bus (Bus Troli) dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. 

Namun, menurut Emil, hasil dari pertemuan dengan Kemenko Maritim dan Investasi, transportasi massal paling memungkinkan saat ini adalah memaksimalkan jaringan rel kereta api yang sudah ada. "Optimalisasi rel supaya ada pelayanan komuter. Kemenhub sedang memperdalam studi itu," ungkap Emil. 

Sementara opsi lain seperti LRT, MRT atau ART, kata Emil, bakal melengkapi jaringan rel yang sudah ada tersebut. “Nah jalurnya, kalau kami lihat, mungkin fokus dari barat ke timur dulu,” tuturnya.

BACA JUGA: Menhub Sodorkan ART dan Trolleybus Pengganti LRT 

Namun mana dari sejumlah opsi seperti LRT, MRT atau ART yang bakal dipilih, Emil mengaku belum mau terburu-buru. Ia ingin menajamkan terlebih dahulu mana yang paling memungkinkan. Hingga saat saat ini selain memaksimalkan rel kereta api, LRT merupakan moda transportasi yang sudah dilakukan kajiannya. 

Emil melihat LRT masih realistis (visible). Visibilitas pembangunan LRT di Jatim ini muncul dalam pertemuannya dengan Kemenko Maritim, karena BUMN di bidang pembangunan dan investasi masih berminat untuk mengerjakan LRT di Jatim.

"Bersamaan Kementerian Keuangan, ada PII (PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia) ada SMI (PT Sarana Multi Infrastruktur). Nyatanya, (mereka) masih ada ketertarikan untuk fokus ke LRT," tuturnya.

Hanya saja, Emil tidak memungkiri bahwa dua BUMN itu masih butuh studi penajaman tentang opsi LRT, ART, atau Troley Bus. Tetapi, karena proyek ini akan dikerjakan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), Emil mengatakan, Kemenkeu bersama PT PII dan PT SMI sudah berpengalaman.

"Saya kira mereka sudah sangat familier untuk mendampingi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan proyek PPP (Public Private Partnership/KPBU)," katanya.