Rabu, 21 August 2019 03:45 UTC
KEMANUSIAAN. Forum Kebangsaan Jawa Timur (FKJ) dalam pernyataan sikap bersama dalam menangani kekerasan rasial pada mahasiswa Papua. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Forum Kebangsaan Jawa Timur (FKJ) mendorong pemerintah, TNI, dan Polri membentuk tim khusus untuk menangani peristiwa kekerasan pada mahasiswa Papua. Mereka juga meminta agar pendekatan kemanusiaan digunakan untuk menyelesaikan kekerasan rasial pada mahasiswa Papua.
Pasalnya hampir di setiap hari nasional terjadi kerusuhan antara organisasi masyarakat dan juga mahasiswa Papua.
“Kalau bisa melibatkan teman-teman (organisasi) yang mempunyai cemistry atau sudah mengenal warga Papua khususnya di AMP (Aliansi Mahasiswa Papua),” kata Koordinator FKJ Achmah Nur Amminudin saat diwawancarai dalam kegiatan pernyataan sikap, Rabu 21 Agustus 2019.
Menurutnya, Pemkot Surabaya maupun Gubernur Jatim bersama Organisasi Kepemudaan (OKP) memberikan advokasi secara rutin. Sehingga tidak terjadi hal-hal serupa dalam isu suku, agama, ras, dan antar golongan.
BACA JUGA: Diplomasi Papeda ala Khofifah Meredam Gejolak Papua
“Misalnya di sana tidak memasang bendera, maka nantinya mereka sudah tercerahkan dalam hal ini, mereka jauh-jauh dari Papua, dan Papua adalah kita,” katanya.
Ia menegaskan semua warga terutama aparat dan pemerintah harus bisa memanusiakan manusia.
Sehingga tidak ada bedanya antara Jawa, Batak, Madura, Sunda, Ambon, NTT, atau suku apa pun tetap bagian dari Indonesia.
Disamping itu, Ketua FKJ Sumardi menyampaikan sangat prihatin terkait kejadian kekerasan rasial di Jatim.
BACA JUGA: Pangdam V Brawijaya Siapkan Sanksi
“Sehingga hal tersebut mencederai jiwa kebangsaan kami semua,” kata Mardi.
Atas kejadian tersebut, FKJ terdorong memenuhi tanggung jawab moral untuk membuat suasana menjadi sejuk kembali.
FKJ akan melakukan kunjungan dan pendekatan pada penghuni AMP untuk mendampingi warga Papua. Bahwa mereka tidak sendiri meski tidak di kotanya sendiri.
“Mereka (penghuni AMP) masih punya kawan, jangan sampai mereka merasa sendiri atau terkucilkan,” katanya.
BACA JUGA: Polrestabes Tegaskan Pengamanan Asrama Mahasiswa Sesuai Prosedur
FKJ akan merencanakan pertemuannya, kata Mardi, hal tersebut karena mungkin penghuni AMP masih trauma dan tertutup dengan lingkungannya.
“Kami akan mendatangi pada waktu yang pas, kalau saat ini mungki masih tertutup dan shock atas kejadian sebelumnya, kami akan koordinasi,”kata dia.
Mardi mengingatkan kepada semua masyarakat agar memegang teguh kebhinekaan. Sehingga bangsa tidak tercederai oleh hal-hal yang sebenarnya sepele.
“Nah ini kan karena beberapa oknum terporovokasi oleh hal-hal yang belum tentu benar,” kata dia.
BACA JUGA: Aktivis Minta Jaminan Agar Diskriminasi Rasial Tak Terulang di Indonesia
Ia menjelaskan harus ada sikap baik untuk semua elemen masyarakat. Sehingga warga Indonesia tidak membedakan daerah asal masing-masing orang.
“Jadi bukan ini negara Papua, Jawa atau negara lainnya hanya karena berbeda daerah, lalu terpecah-pecah. Kita adalah satu Bangsa Indonesia,” katanya.
Untuk diketahui FKJ merupakan OKP gabungan dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Barisan Muda Kasgoro (BMK), Front Komunitas Indonesia (FKI-1), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (Gamki), Partai Indonesia Raya (Parindra), Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia (PPGI), Forum Komunikasi (Forkom), Barisan Muda Damai Sejahtera (BMDS), dan MUKI Jatim.
