Logo

Etika yang Sering Diabaikan Sebelum Melaksanakan Haji

Reporter:

Senin, 17 June 2019 06:16 UTC

Etika yang Sering Diabaikan Sebelum Melaksanakan Haji

KAKBAH. Kemenang menjadwalkan pemberangkatan jemaah haji mulai 7 Juli 2019 untuk gelombang I. Foto: Dok

JATIMNET.COM, Surabaya – Kementerian Agama telah menetapkan tahapan pemberangkatan pelaksanaan ibadah haji yang dimulai awal Juli 2019.

Jemaah haji dijadwalkan mulai masuk asrama haji tanggal 6 Juli 2019 dan secara bertahap akan berangkat mulai 7 Juli 2019 untuk gelombang I.

Segala persiapan baik fisik, kesehatan, sudah dilakukan para jemaah. Namun, yang sering diabaikan adalah masalah etika atau adab dalam melaksanakan ibadah ini.

BACA JUGA: Tak Kunjung Berangkat, Sembilan Calon Jemaah Haji Lapor Polisi

Mengutip laman Nu.or.id, pentingnya persiapan etika dan adab menuju tanah haram ini ditekankan oleh Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Lampung, KH Ridwan Syu'aib.

Menurutnya, orang yang tidak punya adab diibaratkan seperti lalat yang datang dan pergi seenaknya, tidak punya sopan santun malah meninggalkan bibit penyakit dan masalah.

Kiai Ridwan kemudian mengutip etika dan adab dalam perjalanan ibadah haji dalam Kitab Ihya Ulumaddin karya Imam Ghazali, Kiai Ridwan menyampaikan beberapa etika dan adab yang perlu dilakukan oleh orang yang berangkat haji.

BACA JUGA: Biaya Haji Kuota Tambahan Tidak Gunakan APBN

"Sebelum berangkat haji hendaknya kita bertaubat memohon ampunan dari Allah SWT. Menyesali perbuatan maksiat yang pernah kita lakukan dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali. Bagaimana caranya? Banyak-banyak beristighfar," katanya.

Selanjutnya, menurut Kiai yang terkenal tegas ini, adalah membersihkan utang ataupun janji yang diberikan kepada orang lain. Karena menurutnya pintu surga ditutup bagi orang yang masih memiliki utang dan belum dibayar.

"Mari jaga diri jangan sampai kita pergi haji ataupun dipanggil Allah masih dalam kondisi memiliki utang," ujarnya mewanti-wanti.

BACA JUGA: Menag Minta Arab Saudi Tambah Layanan Fast Track

Saat berangkat, penting untuk menyerahkan segala titipan yang merupakan hak milik orang lain. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kekhusyukan selama beribadah haji.

"Persiapkan juga bekal, baik bekal untuk berangkat ke tanah suci maupun bekal keluarga yang ditinggal di tanah air," katanya sembari mengingatkan agar tidak perlu khawatir harta habis setelah pergi haji.

Persiapan etika yang lain adalah pamit bepergian dengan saudara dan masyarakat sekitar dengan saling meminta maaf.

BACA JUGA: Seribuan Calon Jemaah Belum Lunasi BPIH

Ia pun menilai sangat positif kegiatan walimatus safar yang sudah menjadi budaya masyarakat di Indonesia karena itulah bentuk persiapan mental dengan meminta maaf kepada orang terdekat.

"Karena keterbatasan tenaga dan waktu kita tidak bisa mengunjungi satu-persatu sehingga dengan walimatus safar masyarakat bisa bersama-sama memberikan doa dan saling memaafkan demi diterimanya ibadah haji. Doa bersama lebih maqbul (diterima) dari doa sendiri," ungkapnya.