Logo

Endang Kusniati, Mengubah Momok Matematika Jadi Menyenangkan

Reporter:

Jumat, 05 October 2018 01:07 UTC

Endang Kusniati, Mengubah Momok Matematika Jadi Menyenangkan

Endang Kusniati memaparkan alat peraga inovasinya untuk membantu siswa memahami konsep matematika. Foto Nani Mashita.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pelajaran matematika adalah momok bagi banyak pelajar. Tapi Endang Kusniati, seorang guru di SD Negeri Gelam 2 Sidoarjo, punya cara membuat matematika menjadi menyenangkan.

Ia membuat alat peraga untuk membantu siswa kelas 1 dan 2 memahami konsep matematika dengan mudah. Menurutnya, bila murid sudah paham konsepnya, mereka akan mudah mengerjakan soal matematika.

“Pemahaman konsep ini harus dibentuk dari awal, jadi kalau ada soal dengan aneka bentuk tetap bisa dijawab. Apapun pertanyaannya,” katanya dalam sebuah acara peningkatan mutu pendidikan di Kantor Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kamis 4 Oktober 2018.

Endang, setidaknya memiliki empat alat peraga untuk membantu siswa belajar matematika. Ide membuat alat peraga itu, sejatinya tercetus setelah melihat barang bekas tak terpakai alias limbah. Misalnya saja botol air mineral, gelas plastik, serta kertas bekas.

Benda lain yang ia manfaatkan untuk menjelaskan pelajaran matematika adalah lidi, sedotan, tutup botol plastik, atau limbah yang ada di sekelilingnya.

“Pada dasarnya anak kelas awal itu tidak bisa menghitung secara abstrak. Harus kita konkretkan,” ujarnya.

BACA JUGA: Inovasi Sekolah Kurang Promosi, Dinas Pendidikan Jatim Siapkan SIISKA

Alat peraga yang pertama Alhima atau Alat Hitung Manual. Alat ini terdiri dari dua gelas plastik yang dilubangi bagian bawahnya dan ditempel sejajar di atas sebuah papan. Di tengah-tengah gelas tersebut ada lambang plus (+). Cara kerjanya, anak diminta memasukkan benda, boleh berupa pensil atau kelereng sesuai dengan soal yang diberikan guru.

“Jadi misalkan tiga tambah dua, masukkan tiga kelereng di gelas pertama dan dua kelereng di gelas kedua. Setelah itu baru dihitung jumlah keseluruhannya,” kata guru kelas 1 itu.

Peraga yang lain adalah Teka-teki Matematika (TTM). Dia membuat papan berisi kartu angka yang bisa dibongkar-pasang. Anak akan diberi soal di papan TTM dan diminta mengisi dengan cara menempelkan angka yang benar.

Alat peraga berikutnya Paska, singkatan untuk Pasangan Angka. Alat ini berguna untuk pendalaman pelajaran matematika. Caranya, sejumlah anak tertentu diberi soal tambah-tambahan di atas kertas. Setelah menemukan jawaban yang benar, siswa diminta mencari temannya yang membawa kartu jawaban dari soal tersebut.

“Anak-anak suka sekali karena setelah menjawab soal, dia berlari-lari mencari kawannya yang membawa kartu berisi jawaban tersebut,” terangnya.

Yang terakhir ialah botol perkalian. Dia menggunakan sepuluh botol air mineral bekas yang ditata berjajar di atas sebuah wadah. Bagian bawah dari botol tersebut dilubangi. Tujuannya agar benda-benda yang ditaruh di botol-botol yang ada bisa dijumlahkan.

“Perkalian itu sebenarnya kan penjumlahan yang diulang,” tuturnya.

Menurut dia, cara praktek langsung ternyata mampu meningkatkan kemampuan anak. Murid juga lebih antusias belajar matematika.

“Sering sekali anak-anak ini juga memainkan alat peraga saat jam istirahat,” katanya.