Rabu, 13 February 2019 10:26 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Jakarta – Hasil undian turnamen bulu tangkis All England kurang menguntungkan bagi nomor ganda campuran. Setidaknya empat pasangan ganda campuran harus saling bentrok di babak awal.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Susy Susanti menilai hasil undian tersebut sebagai salah satu risiko pemain yang tidak masuk unggulan.
“Itu risokonya jika pemain kami berada di luar delapan besar. Bisa saja saling berhadapan pada babak awal. Tapi jika para pemain masuk delapan besar, peluang untuk saling berhadapan pada babak perempat final,” kata Susy di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Rabu 13 Februari 2019.
Peraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona itu mengatakan risiko itu menjadi tantangan bagi PBSI untuk menyusun program dan strategi. Tujuannya agar peringkat atlet bisa masuk delapan besar dan berpeluang lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
BACA JUGA: Pelatnas PBSI Incar Semi Final All England
“Kami dan para pelatih akan menyiapkan program dan strategi bagaimana pemain dapat mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade, termasuk memantau keikutsertaan tim lawan dalam turnamen,” kata Susy.
Meskipun menerima risiko undian All England yang dilangsungkan di Birmingham 6-10 Maret 2019 itu, Susy mengaku skeptis dengan mekanisme undian yang dilakukan panitia. Sebab beberapa kali pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon harus berhadapan dengan sesama ganda putra tim Merah-Putih pada putaran awal.
“Mereka bilang itu sistem komputer. Tapi, kami merasa seakan tidak diundi karena pemain-pemain kami sering mengalaminya dan harus saling berhadapan,” kata Susy yang menambahkan kejadian itu dialami pula para pemain Cina dan Jepang.
PSBI saat ini tetap menerima dan mengambil sisi positif dari hasil undian yang didapatkan para pemain Indonesia dalam turnamen tingkat Super 1000 itu.
BACA JUGA: Pasangan Minions Pertahankan Gelar Indonesia Master 2019
Berdasarkan hasil undian, empat pasangan ganda campuran yang saling jegal adalah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, dan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
Ganda Hafiz/Gloria yang menjadi pasangan unggulan delapan dalam turnamen berhadiah total satu juta dolar AS itu harus berhadapan dengan Praveen/Melati pada laga pertama.
Pemenang dari perang saudara itu berpeluang melawan sesama pasangan Indonesia Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari pada laga kedua jika lolos ke putaran kedua.
Adapun Tontowi/Winny dalam rangkaian turnamen Eropa pertamanya harus berjibaku melawan Alfian/Marsheilla. (ant)