Logo

Eksotisme Stasiun Mrawan di Jalur Gumitir

Perpaduan sejarah dan keindahan alam di perbatasan Jember–Banyuwangi
Reporter:

Sabtu, 18 October 2025 09:21 UTC

Eksotisme Stasiun Mrawan di Jalur Gumitir

Stasiun Mrawan memiliki pemandangan yang indah di Jalur Gumitir, perbatasan Jember-Banyuwangi. Foto: KAI Daop 9 Jember

JATIMNET.COM, Jember - Sebagai sistem transportasi telah ada sejak zaman kolonial, kereta api tak bisa lepas dari eksotisme masa lalu. Salah satu unsur yang lekat dengan eksotisme masa lalu adalah stasiun.

Hampir seluruh stasiun kereta api di Indonesia merupakan warisan kolonial dengan tetap mempertahankan bentuk bangunan awal. Salah satunya adalah Stasiun Mrawan, stasiun tertinggi di wilayah Daop 9 Jember, yang berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut (mdpl). Daop 9 Jember melayani di kawasan yang kerap disebut Tapal Kuda. 

BACA: Dwi Soetjipto dan Sepeda, Menulis Ulang Hidup di Setiap Kilometer

Stasiun Mrawan berdiri sejak 10 September 1902, bersamaan dengan dibukanya jalur Kalisat–Mrawan. Pada masa awal pengoperasiannya, stasiun ini berfungsi sebagai halte kecil untuk melayani angkutan penumpang dan hasil bumi seperti kopi, gula, beras, serta komoditas ekspor dari Jember dan Banyuwangi. Lebih dari satu abad berlalu, bangunan stasiun bersejarah ini tetap berdiri kokoh dan masih menjadi bagian penting jalur kereta api lintas timur Jawa.

 

Stasiun Mrawan pada waktu subuh, terasa semakin sejuk karena merupakan stasiun tertinggi di Tapal Kuda. Foto: Daop 9 Jember

 

Panorama alam di sekitar Stasiun Mrawan menjadi daya tarik tersendiri bagi penumpang. Jalur ini membentang di antara perkebunan milik PTPN XII, dengan hamparan kopi, kakao, dan karet yang menghijau di lereng Gunung Gumitir. Udara sejuk dan kabut tipis yang menyelimuti kawasan pegunungan menghadirkan suasana perjalanan yang menenangkan, seolah membawa penumpang menyatu dengan keindahan alam.

Tak jauh dari stasiun, berdiri Terowongan Mrawan — salah satu terowongan kereta api tertua dan terpanjang di Indonesia dengan panjang 690 meter. Dibangun pada tahun 1901–1902, terowongan ini hingga kini masih aktif dilintasi kereta api, menjadi saksi kehebatan teknologi perkeretaapian sejak masa kolonial Belanda.

BACA: Libur Lebaran? Ini Referensi Wisata di Jawa Timur

“Stasiun Mrawan merupakan saksi sejarah panjang perkembangan perkeretaapian di Indonesia sekaligus gerbang menuju panorama Gumitir yang memukau. Kami berharap masyarakat melihatnya bukan sekadar sebagai titik persinggahan, tetapi juga sebagai destinasi wisata sejarah yang menyimpan keindahan alam luar biasa,” ujar Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro.

Dengan sejarah lebih dari seratus tahun, lanskap perkebunan yang indah, dan keberadaan Terowongan Mrawan yang legendaris, kawasan ini menjadi salah satu jalur kereta api paling menawan di Indonesia. Bagi penumpang yang melintasinya, perjalanan di Stasiun Mrawan bukan hanya sekadar transit, melainkan pengalaman menikmati warisan sejarah dan pesona alam Jawa Timur.