Logo

Dynand Fariz Meninggal, Okupansi Hotel Jember Jelang JFC 2019 Turun

Reporter:,Editor:

Jumat, 02 August 2019 04:57 UTC

Dynand Fariz Meninggal, Okupansi Hotel Jember Jelang JFC 2019 Turun

Ilustrasi. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Jember - Okupansi atau tingkat keterisian hotel oleh para pengunjung, jelang gelaran Jember Fashion Carnival (JFC) tahun ini, dilaporkan menurun dari tahun lalu.

Simpulan ini terpantau oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember, Tegoeh Soeprajitno, saat dihubungi, Kamis 1 Agustus 2019.

Dia mengatakan, tahun-tahun lalu pada lima hari sebelum puncak acara, okupansi hotel-hotel di Jember mendekati 80 persen dan naik menjadi 100 persen pada dua hari sebelum puncak acara.

Namun pada gelaran kali ini, lima hari sebelum puncak acara, okupansi masih di kisaran 60 persen untuk sekitar 2.400 kamar hotel yang tersedia di Jember.

BACA JUGA: Presiden JFC Dynand Fariz Wafat, Dikenal Desainer Dermawan Ilmu

"Tahun-tahun sebelumnya dua atau tiga hari sebelumnya sudah penuh, ini tadi saya cek sampai hari ini 1 Agustus (tiga hari sebelum puncak acara), juga tidak terlalu penuh. Seharusnya sudah mulai (penuh)," kata Tegoeh.

Pihaknya memperkirakan, menurunnya keterisian hotel jelang JFC merupakan dampak dari meninggalnya almarhum Dynand Fariz yang merupakan penggagas dan presiden JFC sebelumnya.

Dalam evaluasi yang dilakukannya, Tegoeh mengatakan, JFC tahun depan harus dipersiapkan lebih matang jauh-jauh hari, termasuk oleh kalangan pengusaha hotel, agar semakin maksimal mendatangkan wisatawan.

Karnaval diselenggarakan sore, sehingga pagi dan siang, kata Tegoeh, menjadi kesempatan menyambut wisatawan dengan kegiatan yang lain. Sehingga mereka yang datang dari jauh tetap terhibur seharian.

BACA JUGA: Presiden JFC Dynand Fariz Wafat, Menpar Arief Yahya Berduka

Pihaknya tengah memulai pembicaraan untuk menggelar pameran kopi dan cokelat pagi dan siang selama even JFC, bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kako (Puslitkoka) Indonesia di Jember untuk menambah hiburan bagi wisatawan.

"Paling tidak teman-teman ini sebelum lihat JFC kan bisa melihat pameran kopi dan cokelat. Kopi dan cokelat di Jember ini kan satu-satunya pusat peneitian yang ada di Indonesia," ujar dia.

Bupati Jember Faida dalam membuka JFC, Rabu 31 Juli 2019, mengatakan gelaran ke - 18 sejak tahun 2002 ini pertama kali dilaksanakan tanpa Dynand Fariz.

Namun dia berjanji akan terus menggelar JFC dengan meneruskan semangat Dynand Fariz, menjadi salah satu aset budaya dan daya tarik wisata Jember, bahkan nasional.

BACA JUGA: Unej Melakukan Pemetaan Terhadap Paham Radikalisme di Kampus Tegalboto

"Dunia telah bergeser kepada pergeseran dunia perdagangan, pelayanan jasa, dan industri, oleh karenanya, industri kreatif di JFC ini perlu dipertahankan dan kami terus kembangkan,” kata Faida.

Gelaran karnaval terbaik ketiga Dunia yang tahun ini dilaksanakan mulai 31 Juli hingga 4 Agustus itu, bertemakan Triball Grandeur yang berarti Keagungan Suku-suku Bangsa.

Kostum menggambarkan 8 suku bangsa, seperti Aztec (Meksiko), Mongol (Mongolia), Zulu (Afrika Selatan), Viking (Norwegia), Karen (Thailand), Polynesia, dan Indonesia yang kali ini diwakili oleh suku Minahasa (Sulawesi Utara) dan Hudoq (Kalimantan Timur).