Logo

Dunia Usaha Rugi Triliunan Rupiah Akibat Listrik Padam

Reporter:

Senin, 05 August 2019 01:16 UTC

Dunia Usaha Rugi Triliunan Rupiah Akibat Listrik Padam

KONTROL. Petugas melakukan pemeriksaan instalasi listrik. Foto: Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Ketua Umum mengatakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menilai padamnya listrik di Jabodetabek merugikan dunia usaha.

Dia menilai padamnya listrik di wilayah tersebut membuat kegiatan usaha terhambat, bahkan ada yang terhenti.

“Kerugian pengusaha sangatlah besar dan berdampak pada banyaknya pesanan barang dan jasa yang tidak terlayani. Industri Kecil Menengah (IKM) sangat terpukul dengan pemadaman listrik yang cukup lama,” katanya melalui Suara.com, Senin 5 Agustus 2019.

BACA JUGA: 240 Perjalanan KRL Terganggu Akibat Listrik Mati di Jabodetabek

Sejauh ini Sarman Simanjorang memprediksi nilai kerugian dunia usaha akibat listrik mati mencapai triliunan rupiah.

“Kami kesulitan untuk menghitung nilai kerugiannya, akan tetapi jika dihat dari banyaknya sektor usaha dan pelayanan publik yang terimbas, kerugian bisa mencapai triliunan,” jelasnya.

Sarman Simanjorang yang juga Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia meminta PLN bertanggung jawab atas kerugian yang diderita dunia usaha.

 “Apa PLN cukup minta maaf atau direksinya mundur sebagai bentuk tanggung jawab,” pungkasnya.

BACA JUGA: November Ini Pemkot Surabaya Akan Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Pemadaman listrik di Jawa Barat, Jakarta dan Banten berawal disebabkan gangguan pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran-Pemalang, Minggu 4 Agustus 2019.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Saat ini semua upaya dikerahkan untuk merecovery sistem Jawa-Bali, khususnya Area Jawa Barat, Banten dan DKI,” ungkap Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani, Minggu 4 Agustus 2019.

PLN telah melakukan upaya mengalirkan tegangan listrik ke Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Balaraja. Selanjutnya diteruskan ke PLTU Suralaya agar dapat beroperasi secara bertahap mencapai kapasitas 2.800 MW.