Selasa, 24 June 2025 02:00 UTC
Tim dari Maesa Hotel saat menerima penghargaan Filipina pekan lalu. Foto: Maesa Hotel Ponorogo
JATIMNET.COM, Ponorogo – Maesa Hotel Ponorogo berhasil meraih Silver Award dalam ajang Responsible Tourism Awards Southeast Asia 2025 untuk kategori Increasing Local Sourcing – Creating Shared Value.
Penghargaan ini diumumkan pada Rabu, 18 Juni 2025 di Cavite, Filipina dalam rangkaian konferensi tahunan yang digelar International Centre for Responsible Tourism (ICRT).
“Ini bukan sekadar penghargaan, tapi hasil kerja bersama antara Maesa dan masyarakat Ponorogo. Kami ingin hotel ini jadi tempat yang bukan hanya nyaman, tapi juga bisa memberi dampak positif bagi warga sekitar,” kata CEO Maesa Group, Bobby Wibowo, Selasa, 24 Juni 2025.
Penghargaan itu berkat konsistensi Maesa Hotel dalam mendorong pariwisata berkelanjutan selama ini.Sebagai wujud komitmen itu, Maesa Hotel Ponorogo telah aktif menjalankan pelatihan bagi pelaku UMKM dan BUMDes.
BACA: Pelaku Usaha di Bromo Sambut Positif Mendagri Izinkan Pemda Gelar Rapat di Hotel dan Resto
Kemudian, pemakaian produk lokal untuk kebutuhan hotel, hingga menggelar acara budaya yang mendukung ekonomi masyarakat.
Salah satu program unggulan mereka adalah ‘Menabung Air’, gerakan konservasi air yang melibatkan warga, sekolah, hingga anak muda.Kegiatan ini mencakup edukasi tentang pentingnya menjaga air tanah dan penanaman biopori di berbagai titik.
“Kalau hotel lain fokus pada fasilitas mewah, kami justru ingin tamu ikut merasakan cerita lokal yang inspiratif. Mulai dari pelatihan UMKM, gerakan lingkungan, hingga pameran budaya,” ujar Bobby.
Ajang penghargaan ini sendiri cukup bergengsi. Dari ratusan peserta se-Asia Tenggara, hanya 24 pelaku pariwisata yang berhasil membawa pulang penghargaan.
Proses penilaiannya pun dilakukan oleh dewan juri dari berbagai negara, termasuk akademisi dan praktisi pariwisata ternama.
BACA: Puluhan Grup Reog Mulai Beradu Kreativitas di FNRP ke-30 Ponorogo
Maesa Hotel juga aktif menjadi bagian dari berbagai event budaya seperti Reyog Street Carnival. Dalam kegiatan itu, pihak hotel mendukung pertunjukan seni dan pameran produk lokal.
“Capaian ini bukan milik kami saja, tapi hasil gotong royong bersama. Mulai dari pemerintah daerah, komunitas, hingga karyawan Maesa Hotel,” ujar Bobby.
Prestasi ini diharapkan bisa menginspirasi pelaku pariwisata lain di daerah untuk terus berkarya, membuktikan bahwa nilai-nilai lokal juga bisa bersinar di panggung internasional.
Menurut salah satu juri asal Indonesia, Assoc. Prof. Lenny Yusrini, yang membuat Maesa unggul adalah pendekatan menyeluruh mereka yang melibatkan berbagai pihak. Mulai dari pemuda desa, dinas di lingkup pemerintahan daerah, hingga komunitas lokal.
“Yang membedakan Maesa adalah keseriusannya membangun sistem yang melibatkan banyak lapisan masyarakat, dari pemuda desa hingga instansi pemerintahan. Ini bukan charity, ini ekonomi lokal yang hidup,” ungkap Lenny Yusrini.
