Minggu, 14 November 2021 14:20 UTC
EVAKUASI. Relawan, petugas BPBD Kab. Mojokerto, TNI, dan Polri melakukan pemotongan batang pohon berdiameter 2 meter yang tumbang di kawasan petirtaan Jolotundo, Kec. Trawas, Mojokerto, Minggu malam, 14 November 2021. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Anak pemilik warung kopi dan seorang pelajar meregang nyawa dalam peristiwa tumbangnya pohon kadutan dengan diameter dua meter di kawasan wisata Petirtaan Jolotundo, Dusun Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Minggu sore, 14 November 2021. Sedangkan empat orang mengalami luka berat dan dua orang mengalami luka ringan.
Peristiwa tersebut berawal dari hujan dengan intensitas tinggi selama dua jam setengah di kawasan wisata petirtaan ini sejak pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB.
Suwarno, salah satu saksi mata sekaligus anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Seloliman menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi telah mengguyur lokasi wisata selama dua jam setengah.
Tak ada angin kencang saat tumbangnya pohon kadutan yang tepat berada di atas warung kopi berukuran 4x6 meter persegi tersebut.
BACA JUGA: Hujan Deras, 2 Orang di Warkop Jolotundo Mojokerto Meningal Tertimpa Pohon Tumbang
"Kejadian setelah hujan. Tidak ada angin, tapi memang kurang lebih dua setengah jam hujan. Agak terang, terus tiba-tiba pohon tumbang," ucapnya di lokasi kejadian, Minggu malam.
Pria berusia 53 tahun ini menyebutkan warung kopi (warkop) yang terlihat rata dengan tanah saat ini merupakan milik Supartiningsih. Saat kejadian, di dalam warkop terdapat delapan orang termasuk anak pemilik warung, pekerja warkop, dan enam pembeli.
Satu di antara korban yang meninggal dunia adalah putra dari pemilik warung yakni Muhammad Riyan Amim Rizaldi, 45 tahun, warga Dusun Biting, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas.
Kemudian alumnus SMP Islam Sedati Ngoro, Qori Irawan,18 tahun, asal Dusun Jedong Wetan, Desa Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto yang juga tewas dalam peristiwa itu.
Sementara, enam orang lainnya mengalami luka ringan dan luka berat hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Mawaddah Medika.
"Warung milik Supartiningsih. Korban total ada delapan orang termasuk pengunjung warkop. Terus yang MD (meninggal dunia) anak pemilik warung dan satunya pembeli di warung," ujar Suwarno.
Ia menegaskan jika delapan orang yang menjadi korban bukan wisatawan pengunjung Petirtaan Jolotundo. Sebab, mereka tidak membeli tiket masuk dan hanya mampir di warung untuk membeli kopi.
BACA JUGA: Badai Terjang Surabaya, 2 Meninggal
"Ini beda, mereka tidak beli tiket. Jadi bukan pengunjung wisata, tapi pembeli warung karena warga sekitaran sini," katanya.
Sementara itu, hingga Minggu malam pukul 20.00 WIB, potensi relawan Kabupaten Mojokerto dan BPBD bersama aparat TNI dan Polri melakukan pemotongan batang pohon kadutan berdiameter dua meter. Pencarian korban pun dihentikan karena dipastikan seluruh korban yang berjumlah delapan orang sudah bisa dievakuasi.
Berikut nama-nama korban yang dihimpun dari lokasi dan data BPBD setempat:
Meninggal Dunia:
1. Muhammad Riyan Amim Rizaldi, 45 tahun, Dusun Biting, Desa Seloliman, Kec. Trawas, Kab. Mojokerto
2. Qori Irawan,18 tahun, Dusun Jedong Wetan, Desa Jedong, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto
Luka Berat:
3. Zaini, 18 tahun, Dusun Wotanmas, Desa Jedong, Kec. Ngoro. Kab. Mojokerto
4. Fernan Candra Habibi, 15 tahun, Dusun Wotanmas, Desa Jedong, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto
5. Yusuf Klimin, 22 tahun, Dusun Madyopuro, Desa Kalipuro, Kec. Pungging, Kab. Mojokerto
6. Mohamad Yudi, 19 tahun, Dusun Biting. Desa Seloliman, Kec. Trawas, Kab. Mojokert
Luka Ringan:
7. Ahmad Afan Septian, 14 tahun, Dusun Wotanmas, Desa Jedong, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto
8. Endah Umamah, 33 tahun, Dusun Wonosari, Desa Wonosari, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto