Rabu, 24 September 2025 23:00 UTC
Daun Apa-Apa menjadi salah satu tanaman yang mengandung zat antikanker. Foto: Humas Unair.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang perlu diwaspadai dan diobati. Sejumlah riset menyebutkan bahwa pengobatan kanker dapat dilakukan dengan kemoterapi maupun penggunaan bahan alami.
Untuk penggunaan bahan alami, Prof Dr Mulyadi Tanjung, tim riset dari Universitas Airlangga (Unair) menemukan zat antikanker pada daun Apa-Apa (Flemingia macrophylla).
Apa-Apa merupakan jenis tanaman Indonesia yang telah digunakan turun temurun dalam perawatan organ reproduksi wanita.
Dijelaskannya, dalam memilih riset tersebut ada tiga aspek yang diperhatikan. Mulai dari ilmiah yang dilihat kandungannya, aspek pendidikan dengan melibatkan mahasiswa.
Kemudian, aspek praktis dengan mengembangkan riset tidak hanya di dalam laboratorium namun juga dapat digunakan untuk industri ke depannya.
“Dari ketiga aspek ini, tanaman Apa-Apa sudah mencukupi syarat tersebut,” ungkap Mulyadi, Rabu, 24 September 2025.
BACA: K3 Goes to School, Petrokimia Gresik Sosialisasi Cegah Kanker ke Pelajar
Ia menyebut bahwa timnya menemukan senyawa baru potensial bagi pengobatan kanker yang diberi nama deoksihomoflemingin dan 3-hidroksiflemingin A.
Senyawa - senyawa tersebut kemudian diuji pada sel kanker serviks dan sel payudara menunjukkan hasil positif yang kuat sebagai kanker.
“Senyawa kimia yang dihasilkan tumbuhan umumnya berasal dari hasil metabolit sekunder yang digunakan untuk pertahanan diri dan adaptasi pada lingkungan. Kami melihat adanya perbedaan senyawa yang dihasilkan dari tumbuhan tersebut yang berpotensi dengan spesies yang banyak dan mudah didapatkan,” ungkapnya.
Melalui riset tersebut Prof Mulyadi menyampaikan bahwa banyak tanaman herbal di Indonesia yang berpotensi digunakan dalam pengobatan.
Namun, masih minim riset yang membahas potensinya. Secara ilmiah, hal tersebut memberikan potensi riset dan publikasi yang menjanjikan sebagai topik penelitian.
“Tim kami memilih riset mengenai daun Apa-Apa juga mempertimbangkan banyak hal yang mana belum ada penelitian yang membahas temuan senyawa baru dalam daun ini sehingga potensi risetnya sangat besar. Hal ini menjadi keuntungan kami untuk dapat melakukan publikasi di jurnal top tanpa mengeluarkan biaya,” ungkapnya.
BACA: Cegah Kanker Serviks, Imunisasi HPV di Kota Madiun Sasar 1.911 Siswi
Mulyadi menambahkan bahwa senyawa dalam daun Apa-Apa yang ditemukan oleh timnya berbeda dari riset yang pernah dilakukan dari struktur kimianya.
Dari proses pengujian, kedua senyawa tersebut memang sangat aktif sebagai antikanker dan rencananya akan diujikan lebih lanjut untuk melihat potensi lainnya.
“Saat ini kami sedang berada di tahap awal uji in vitro yang mana masih akan dilanjutkan dengan uji in vivo, uji klinis, dan serangkaian uji lainnya,” jelasnya.
“Dengan demikian, harapannya tidak hanya dapat digunakan dalam dunia medis juga dapat menunjukkan daya saing riset Indonesia di kancah global,” pungkasnya.