Logo

Dosen di Jember Ngajar Pakai Kostum Anime dan Unik, Ini Alasannya

Reporter:,Editor:

Jumat, 17 March 2023 10:20 UTC

Dosen di Jember Ngajar Pakai Kostum Anime dan Unik, Ini Alasannya

Angel saat mengajar di depan kelas dengan kostum unik.

JATIMNET.COM, Jember - Berawal dari viral di medsos Instagram yang diunggah pemilik akun @mahasiswajember. Diketahui ada seorang Dosen perempuan di Universitas Jember yang memiliki gaya unik dalam mengajar di kelas perkuliahan.

Sosok dosen itu mengajar di kelas dan memakai kostum ala anime. Lengkap dengan make up sesuai dengan karakter kostum yang dipakai. Di akun medsos Instagram milik @mahasiswajember, komen dari netizen cukup banyak. 

Diantaranya banyak yang bertanya siapa sosok dari dosen nyentrik yang belakangan banyak mendapat ribuan like dari netizen itu."Spill dosen apa? Biasanya yg terkenal nyentrik orang fak (fakultas, red) sastra dari dulu hehehe," kata komentar pemilik akun bernama @wiwitwahyuningtyas_ "Spil IG dosennya duonkk...😂😂😂," Tulis komentar lain dari akun milik moriza_outdoor

Dari penelusuran wartawan, diketahui dosen nyentrik itu bernama Dewi Angelina. Dia adalah pengajar dosen di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember.

Perempuan yang asli kelahiran Kabupaten Sumenep itu memang dikenal nyentrik oleh rekan sesama dosen. Bahkan penampilan nyentrik itu dilakukan sejak kuliah dan alasan mengajar berpakaian unik untuk mendukung perkuliahan yang diampunya.

"Jadi saya dosen FIB mengajar di Prodi Sastra Indonesia, di bidang Drama dan Folklore (sastra lisan). Jadi yang berkenan dengan hal-hal viral baru-baru ini, itu sebelumnya memang perkuliahan sebelum pandemi," kata perempuan yang akrab disapa Angel itu saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 17 Maret 2023.

Terkait penampilan mengajar menggunakan kostum unik atau berbau-bau anime itu, kata Angel, sengaja dilakukan untuk menghilangkan rasa suntuk atau bosan mahasiswa. Apalagi peralihan dari perkuliahan online menjadi offline.

Di mana selama dua tahun mengajarnya secara online. Kemudian sistem mengajar mahasiswa secara tiba-tiba langsung tatap muka dan mengajarnya di depan laptop. Apalagi, kuliah-nya di pagi hari, sekitar pukul 6 pagi, membuat banyak mahasiswa pasti masih mengantuk.

"Nah ketika awal kuliah offline di semester ganjil, itu ada mata kuliah teater 2, pada Jumat pukul 6 pagi, denan 3 sks. Menurut saya, mahasiswa yang terbiasa kuliah online, ke offline itukan kaget. Mereka yang biasanya dengan alasan koneksi sulit, trus bisa offcam dan sekarang harus kuliah online lagi. Pastinya ngantuk di jam 6 pagi ini. Itu dari pengalaman saya ngajar sebelum pandemi juga," ulasnya menambahkan.

Sehingga agar perkuliahan menjadi menarik dan tidak membuat bosan. Muncul ide mengajar dengan memakai kostum unik.

"Nah untuk membuat mahasiswa fresh dan tidak jemu dengan materi yang saya berikan. Saya dari pertemuan pertama pakai kostum. Saat itu pertama memakai kostum mini mouse, kedua saya pakai handbok, nah itu mulainya tranding di Twitter saya pakai hanbok. Kemudian pertemuan berikutnya begitu ganti-ganti," katanya.

Ditanya apakah memakai kostum itu dilakukan setiap kali mengajar, kata perempuan berhijab dan berkacamata ini, tidak selalu setiap memberikan perkuliahan di kelas.

"Saya hanya pakai kostum itu di kelas teater, tata rias. Dan saya kebetulan juga mengajar tata rias dan busana juga, dan keaktoran. Makanya pakaian atau kostum itu hanya saya pakai saat itu. Kembali tujuannya untuk mengusir kebosanan," ucapnya.

Dari keunikan kostum dalam setiap kegiatan mengajar di perkuliahan, diakui oleh Angel, dirinya punya lebih dari satu kostum.

"Saya punya Kostum Mini mouse, handbok, vampire, siluman rubah yang dari Jepang, dan yang terakhir itu putri es lengkap dengan make up nya," sebut Angel.

Soal viralnya di medsos, dinilai oleh Angel tidak jadi masalah.

"Padahal yang di medsos itu video lama. Tapi ternyata ada mahasiswa yang bilang ke saya kalau videonya itu tranding. Saya juga tidak tahu yang mengupload siapa. Saya tidak bermaksud ingin viral, hanya niatnya agar mahasiswa tidak bosan saat kuliah," ujarnya.

"Tapi mahasiswa saya paham, ketika saya masuk mereka seperti seneng, tapi ketika sudah mulai pembelajaran mereka serius semua seperti kuliah biasa. Berarti kan mereka fokusnya tidak ke kostum saya, tapi ke penjelasan saya. Cuma itu hanya sebuah warna dalam metode pembelajaran," ujarnya.