Logo

Dokter Saraf Sebut Neuropati Banyak Menyerang Generasi Muda

Reporter:,Editor:

Sabtu, 14 September 2019 11:07 UTC

Dokter Saraf Sebut Neuropati Banyak Menyerang Generasi Muda

Ketua Kelompok Studio Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr Manfaluthy Hakim. Foto: Lathifiyah.

JATIMNET.COM, Surabaya - Saat ini penyakit neuropati banyak menyerang generasi muda. Hal tersebut disebabkan karena seringnya menggunakan gawai dan kurangnya olahraga.

“Saat ini ada peningkatan orang mengeluh gejala neuropati pada usia muda antara 20-30 tahun. Padahal dahulu hampir semua penderitanya banyaknya ada di usia diatas 50,” kata Ketua kelompok Studio Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr Manfaluthy Hakim saat diwawancarai usai jumpa pers “Waspadai Risiko Neuropati pada Penggunaan Gawai”, Sabtu 14 September 2019.

Ia mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan anak muda mengalami neuropati karena melakukan aktivitas secara berulang-ulang. Seperti mengetik menggunakan gawai atau laptop, duduk berlama-lama, menyetir motor, dan beberapa hal lainnya.

Sayangnya anak muda atau bahkan masyarakat cenderung menyepelekan penyakit ini, kata Manfaluthy, karena rata-rata pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan terserang neuropati.

BACA JUGA: Bahaya Menggunakan Kucir Rambut untuk Gelang Tangan

“Jadi sudah ada yang sakit secara berkelanjutan, nyeri dibarengi kesemutan, baru datang untuk kontrol dan berobat,” kata dia.

Manfaluthy menjelaskan ada beberapa gejala awal yang dialami pasien neuropati. Yakni seperti kesemutan, baal, kram, nyeri saraf, mati rasa, otot lengan loyo, dan rasa terbakar pada saraf.

Ia mengimbau, seharusnya masyarakat lebih dini mengetahui gejala neuropati. Hal tersebut bisa dilihat dengan aktivitas sehari-harinya. Jika yang dilakukan lebih banyak aktivitas yang berulang-ulang dan tidak banyak bergerak, harus melakukan pencegahan dan waspada pada gejala neuropati.

“Biasanya selama dua sampai tiga minggu pasien baru mengeluhkan. Nah ini seharusnya jika sudah satu minggu berlangsung, harus diperiksakan ke dokter,” katanya.

BACA JUGA: Setop! Terlalu Sering Mengonsumsi Obat Nyeri Tanpa Resep Dokter

Manfaluthy berpesan bagi masyarakat yang belum terkena neuropati melakukan pencegahan. Terlebih jika cenderung tidak banyak aktivitas untuk melakukan olahraga secara berkala. Selain itu mengonsumsi makanan yang berkualitas dan juga meminum vitamin B dan memperbaiki aliran darah.

Sedangkan bagi pasien neuropati, bisa menggunakan terapi, dan pengobatan untuk mencegah tumbuhnya penyakit tersebut. Hal ini karena neuropati tidak bisa disembuhkan secara total.

“Kalau gangguan berat kita hanya bisa melakukan agar penyakitnya tidak berkembang, jadi dia akan berkurang sedikit mengenai gejalanya,” katanya.

Ini harus benar-benar diwaspadai, tegas Manfaluthy, karena neuropati dapat menyebabkan kelumpuhan, aktivitas terganggu, jalan tidak gesit, dan kalau tangan biasanya susah menulis, pekerjaan halus, dan pekerjaan yang menggunakan tangan itu sudah susah, apalagi kalau mengetik gawai akan kaku dan berat.