Selasa, 22 March 2022 13:40 UTC
TERA ULANG. Petugas UML melakukan reparasi timbangan pedagang pasar yang rusak di Pasar Gotong Royong, Kota Probolinggo, Selasa, 22 Maret 2022.. Foto: Dinas Kominfo Kota Probolinggo
JATIMNET.COM, Probolinggo – Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo menemukan banyak timbangan pedagang pasar yang rusak sehingga harus direparasi.
Hal itu diketahui saat Unit Metrologi Legal (UML) kembali melaksanakan pelayanan tera atau tera ulang dengan sasaran pelaku usaha di Pasar Gotong Royong, Kota Probolinggo, Selasa, 22 Maret 2022.
Pengawas Kemetrologian, Donny Setiadi Putra, menyebutkan pelayanan tera ulang merupakan kelanjutan kegiatan sebelumnya yang telah dilaksanakan tahun 2021.
“Pasar Gotong Royong merupakan pasar pertama di tahun 2022 yang ditera ulang. Sebenarnya, ini merupakan lanjutan tahun sebelumnya. Di Kota Probolinggo ada 11 pasar. Tahun 2021 sudah ada enam pasar yang kami tera. Sisanya lima pasar, Pasar Gotong Royong yang pertama tahun ini," ujar Donny.
BACA JUGA: Puluhan Alat Timbangan Pedagang Pasar Tradisional Probolinggo Ditera Ulang
Donny menyebutkan lima pasar yang bakal melaksanakan tera ulang di antaranya Pasar Kedungasem, Pasar Sukabumi, Pasar Mangunharjo, dan Pasar Jrebeng Lor.
Tera ulang bertujuan mewujudkan Kota Probolinggo sebagai daerah tertib ukur. Selain itu, juga sebagai perlindungan konsumen dan penjual.
"Kalau kelebihan bisa rugi di penjual, kalau kurang bisa rugi di konsumen. Jadi kami ingin melindungi antara penjual dan konsumen juga,” tutur Donny.
Donny menyampaikan terdapat 49 pelaku usaha dengan berbagai macam jenis timbangan yang mengikuti tera ulang, meliputi timbangan meja 43 unit, timbangan pegas dua unit, timbangan elektronik 14 unit, dan anak timbangan sebanyak 152 unit.
Donny menjelaskan kegiatan tera ulang merupakan program rutin tahunan yang dilakukan unitnya.
BACA JUGA: Pemkot Mojokerto Serius menjadikan Sebagai Kota Tertib Ukur
“Kami baru mengadakan program ini 2021 lalu dimana diikuti Wali Kota langsung pada saat itu. Karena memang UML baru terbentuk tahun 2020. Lalu sejak pandemi, kami baru bisa turun Maret lalu,” kata Donny.
Salah seorang pedagang Pasar Gotong Royong, Jumani, mengaku bersyukur adanya tera ulang timbangan oleh pemerintah. Sebab selama ini ia melakukan tera ulang ke tempat yang jauh dengan merogoh biaya yang banyak untuk sekali pengukuran.
“Enak timbangannya sudah kembali normal. Biasanya ada pembeli yang protes takut enggak sama. Ini Alhamdulillah sudah normal. Semoga sering ke sini, sudah dekat, murah lagi. Cuman bayar Rp30 ribu,” kata Jumani.