Senin, 13 January 2020 14:27 UTC
KAVER BENCANA. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim berharap seluruh petani mengikuti AUTP untuk mengkaver produk pertanian akibat gagal panen. Foto: Dok Jatimnet.com
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Kadistan Jatim) Hadi Sulistyo menargetkan jumlah kepesertaan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pihaknya menargetkan AUTP naik mencapai 250 ribu hektare. Meski angka itu lebih rendah dibanding realisasi 2019 yang mencapai 400 ribu hektare. Sementara target yang dicanangkan pada tahun 2019 seluas 225 ribu hektare.
“Tahun lalu sudah melebihi target, hingga bulan Desember sudah mencapai 400 ribu hektare,” ujar Hadi, Minggu 12 Januari 2020.
Hadi Sulistyo optimistis realisasi tahun ini bisa melebihi dari target yang mencapai 250 ribu hektar. Namun pihaknya mengingatkan beberapa upaya harus dilakukan salah satunya dengan sosialisasi AUTP.
BACA JUGA: Antisipasi Gagal Panen, Petani Lamongan Asuransikan Lahan Pertanian Melalui AUTP
“Sekarang minat dan kesadaran petani untuk mengasuransikan tanaman sudah tinggi. Kesadarannya semakin membaik dengan risiko (gagal panen),” hadi Sulistyo menjelaskan.
Sebenarnya, lanjut Hadi, besaran iuran AUTP tidak terlalu tinggi. Dari angka yang semestinya Rp 180 ribu per hektarenya, petani hanya dibebankan Rp 36 ribu per hektare. Sedangkan sisanya mendapat subsidi dari pemerintah.
Besaran iuran yang terbilang kecil itu bisa menjadi stimulus bagi banyak petani untuk mendaftarkan lahannya. Sehingga ketika gagal panen akibat kekeringan, banjir, dan serangan hama, bisa digantikan.
BACA JUGA: Petani Padi Dapat Proteksi Asuransi dari Petrokimia dan Jasindo
“Ini sangat bermanfaat, karena petani memperoleh asuransi Rp 6 juta setiap hektarenya. Asuransi ini memang membantu modal kerja awal, terutama untuk beli benih,” ungkapnya.
Berdasarkan data Distan Jatim, daerah dengan lahan terluas yang mengikuti AUTP hingga 17 Desember 2019 adalah Kabupaten Lamongan dengan luas 98.441,86 hektare.
“Yang rendah itu seluruh kabupaten di Madura. Sedangkan di daerah perkotaan memang ada lahan, tapi tidak luas. Kota Madiun contohnya, daerah perkotaan tapi banyak yang ikut asuransi,” tandasnya.