Logo

Dinkes Kabupaten Probolinggo Evaluasi Pengelolaan Obat HIV dan TBC di Puskesmas

Reporter:,Editor:

Kamis, 25 July 2024 05:00 UTC

Dinkes Kabupaten Probolinggo Evaluasi Pengelolaan Obat HIV dan TBC di Puskesmas

EVALUASI. Kegiatan rakorev pengelolaan obat HIV dan TBC oleh Dinkes Kabupaten Probolinggo, Kamis, 25 Juli 2024. Foto: Dinas Kominfo Kab. Probolinggo

JATIMNET.COM, Probolinggo – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar rapat koordinasi dan evaluasi (rakorev) terkait pengelolaan obat untuk program Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Tuberkulosis (TBC). 

Rakor diikuti 100 peserta yang terdiri dari pengelola obat, program TB, dan program HIV dari 33 puskesmas se-Kabupaten Probolinggo, serta perwakilan Instalasi Farmasi Kesehatan (IFK) dan digelar di Ruang Pertemuan Tengger, Kantor Bupati Probolinggo, Kamis, 25 Juli 2024. 

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Hariawan Dwi Tamtomo melalui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Sri Rusminah mengatakan tujuan rakor sebagai evaluasi pengelolaan obat program TB dan HIV berdasarkan data mutasi di IFK.

BACA: Cegah Peredaran Obat Sirup Mengandung Etilen Gelikol Apotek di Probolinggo Dirazia

Tujuan utamanya meningkatkan validitas data obat program, meningkatkan efektivitas pengelolaan obat di puskesmas, dan meningkatkan kompetensi petugas pengelola obat dalam mengelola obat program di puskesmas.

"Diharapkan dengan rakor ini dapat meningkatkan kepatuhan petugas dalam pengelolaan obat," ujar Rusminah.

Rusminah menekankan pentingnya obat dalam pelayanan kesehatan di mana aksesibilitas dan akuntabilitas pengelolaan obat sangat diperlukan.

Pemerintah menjamin ketersediaan obat dari segi jumlah dan jenis yang mencukupi, serta pemerataan, pendistribusian, dan penyerahan obat-obatan harus sesuai dengan kebutuhan melalui Kebijakan Obat Nasional (Konas).

BACA: Warga Surabaya Bisa Dapatkan Pengobatan TBC Secara Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit

"Oleh karenanya, pemantauan dan evaluasi terhadap manajemen pengelolaan obat di puskesmas penting untuk memastikan ketersediaan obat esensial serta kualitas penjagaan mutu obat yang diberikan kepada pasien," kata Rusminah. 

Menurutnya, pengelolaan obat merupakan hal penting dalam menunjang keberhasilan program nasional menuju masyarakat Indonesia yang sehat dan mendukung sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

"Kewajiban puskesmas dalam melakukan pelaporan rutin sangat penting untuk penyediaan data yang dapat dimanfaatkan untuk menilai ketersediaan serta kualitas pelayanan kefarmasian di puskesmas," ujarnya.