Logo

Dinas Pendidikan Jatim Rencana Tambah Jumlah SMA/SMK Tatap Muka

Siswa Dianggap Tak Maksimal Menyerap Materi dalam Pembelajaran Daring
Reporter:,Editor:

Selasa, 13 October 2020 23:00 UTC

Dinas Pendidikan Jatim Rencana Tambah Jumlah SMA/SMK Tatap Muka

TATAP MUKA. Salah satu SMK di Kabupaten Mojokerto yang menggelar pembelajaran tatap muka, Agustus 2020. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan akan segera mengevaluasi uji coba pembelajaran tatap muka pada SLB, SMA, dan SMK yang telah dilakukan sejak akhir Agustus 2020 di sejumlah kabupaten/kota. 

Bila hasil evaluasi memungkinkan pembelajaran tatap muka dilakukan, kata Wahid, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan untuk diperluas. Mengingat saat ini Jawa Timur sementara tidak ada kabupaten/kota yang zona merah Covid-19.

"Sekarang zona merah (Covid-19) sudah bebas dari Jatim. Insya Allah Gubernur sudah memerintahkan kepada saya untuk melakukan evaluasi kembali untuk ditingkatkan jumlah sekolah yang bisa melakukan uji coba tatap muka," ujar Wahid, Selasa, 13 Oktober 2020. 

BACA JUGA: Sejumlah Sekolah di Surabaya Mulai Uji Coba Pembalajaran Tatap Muka

Saat ini Jawa Timur belum membuka seluruh SLB, SMA, dan SMK untuk menerapkan pembelajaran tatap muka. Dinas Pendidikan Jatim sementara hanya memperbolehkan pembelajaran tatap muka masing-masing satu SMA dan satu SLB di kabupaten dan kota, kecuali Surabaya dan Sidoarjo. 

Sedangkan untuk SMK yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka sebanyak 25 persen dari masing-masing daerah, kecuali Surabaya dan Sidoarjo. 

Namun, Wahid tidak merinci besaran persentase peningkatan pembelajaran tatap muka. Menurutnya, pembelajaran tatap muka tetap diperlukan karena dari hasil evaluasi, siswa tidak maksimal menyerap materi pembelajaran yang dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring).

"Mungkin ini adalah tahun pertama siswa melakukan pembelajaran daring sehingga daya tangkapnya saat melihat monitor baik HP maupun komputer itu lebih rendah ketimbang saat pembelajaran tatap muka," katanya. 

BACA JUGA: Tiga Sekolah SMA/SMK di Mojokerto Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Siswa Hanya Boleh 25 Persen

Beberapa mata pembelajaran yang dikeluhkan tidak efektif dilakukan secara daring seperti matematika, fisika, dan kimia. Maka dari itu, kata Wahid, perlu dilakukan evaluasi agar kualitas pendidikan di Jatim tidak menurun. Sehingga bisa tetap meluluskan generasi-generasi penerus yang kompeten.

"Saya yakin penurunan ini terjadi pada titik-titik tertentu dan pada titik tertentu akan naik lagi. Sekarang guru dan siswa belum siap. Guru belum menyiapkan model pembelajaran daring, siswa juga tidak terbiasa," ucapnya.