Logo

Dilanda Kekeringan, Warga Blitar Terpaksa Beli Air Bersih

Reporter:,Editor:

Senin, 07 October 2019 09:14 UTC

Dilanda Kekeringan, Warga Blitar Terpaksa Beli Air Bersih

AIR BERSIH. Petugas mendistribusikan air bersih pada warga yang dilanda kekeringan di Blitar. Sejak Juli lalu, daerah di kawasan Blitar Selatan kesulitan mendapat air bersih karena kemarau berkepanjangan. Foto: Yosibio.

JATIMNET.COM, Blitar – Kemarau panjang mengakibatkan sejumlah daerah Blitar Selatan mengalami kekeringan. Warga kesulitan air bersih sampai terpaksa membeli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pantauan Jatimnet.com, warga Kecamatan Panggungrejo harus mengeluarkan uang sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu untuk membeli semeter kubik air. Pemerintah sebenarnya telah membantu pasokan air bersih untuk warga di sana, namun pengirimannya kerap terlambat.

Di Desa Kalitengah dan Panggungrejo di kecamatan itu, warga membeli air untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci. Sementara untuk minum, mereka membeli air galon kemasan atau isi ulang. “Kalau air yang dijual per kubik itu biasa diambil dari sumur bor,” kata Sri (55), Senin 7 Oktober 2019.

BACA JUGA: Kemarau Berlangsung Hingga November di Jawa, Bali, dan NTT

Air dari sumur bor, kata dia melanjutkan, bercampur kampur. Warga khawatir tak layak mengonsumsinya.

Menurut dia, kesulitan mendapat air bersih berlangsung sejak Juli. Sumber air mengering, sumur-sumur warga pun begitu. “Makanya kami beli air untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Harga air sangat bergantung pada jarak pengiriman. Harga di jarak normal berkisar Rp 50 ribu per meter kubik. Sedangkan pada jarak yang dianggap jauh, harganya melonjak menjadi Rp 100 ribu per meter kubik.

“Jika rumah warga berada di pinggir jalan harganya masih terjangkau. Tapi kalau masuk ke dalam gang, harganya bisa melambung tinggi,” katanya.

BACA JUGA: Oktober, 61 Waduk di Mojokerto Terancam Kering

Kepala BPBD Kabupaten Blitar Heru Irawan mengatakan ada dua unit mobil tangki untuk mengirim bantuan air bersih pada warga di empat kecamatan yang dilanda kekeringan. Masing-masing kendaraan tangkinya berkapasitas 6 ribu liter.

Dalam sehari, ia melanjutkan, kendaraan itu rata-rata mengirimkan air ke lokasi kekeringan sebanyak 2-4 kali. Sehingga total air yang dikirimkan pada warga mencapai 24 ribu-48 ribu liter per hari.

"Setiap hari kami lakukan dropping air untuk memastikan warga terdampak kekeringan mendapatkan air bersih sesuai kebutuhan. Prioritas kita adalah kepada warga yang kurang mampu," kata dia.