Logo

Dikenal Manjur untuk Program Hamil, Kurma Muda Azwa di Mojokerto jadi Buruan Warga

Reporter:,Editor:

Minggu, 13 July 2025 05:00 UTC

Dikenal Manjur untuk Program Hamil, Kurma Muda Azwa di Mojokerto jadi Buruan Warga

: Sejumlah pasutri saat mengantre di depan Masjid Al Mubarok Kota Mojokerto untuk mendapatkan buah kurma. Foto: Hasan.

JATIMNET.COM, Mojokerto - Masjid Al Mubarok di Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto kembali dipadati ratusan pasangan suami istri (pasutri), Minggu, 13 Juli 2025. Tidak hanya dari berbagai penjuru Jawa Timur. Namun, juga dari luar provinsi.

Mereka datang sejak dini hari dan rela antre berjam-jam demi mendapatkan kurma muda dari pohon kurma Azwa. Tanaman yang tumbuh di halaman masjid tersebut dipercaya membantu program hamil bagi para pasutri.

Selain antre, pasangan yang sedang menanti buah hati rela berdesakan demi mendapatkan beberapa butir kurma langka ini.

Bahkan, bukan hanya bagi warga Mojokerto, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Jombang, Sidoarjo, Surabaya, bahkan Kalimantan dan Bali. 

Sebagai bentuk sedekah, warga yang menerima kurma hanya diminta untuk mengisi kotak amal masjid seikhlasnya. Seluruh donasi tersebut akan digunakan untuk pembangunan dan operasional Masjid Al Mubarok.

BACA: Berharap Hamil dengan Makan Kurma Masjid Al Mubarok, Ratusan Pasutri Antre Sejak Subuh

Salah satu warga yang ikut mengantre, Silvi, warga Krian Sidoarjo mengatakan bahwa kedatangannya untuk mengambil berkah buah kurma agar segera diberikan keturunan.

"Sudah satu tahun menikah belum dapat keturunan. Semoga dengan kurma ini cepat dikasih momongan," ungkapnya.

Sementara warga lain, Dian yang datang bersama sang adik juga menyampaikan harapan serupa meski suaminya sedang bertugas di Bandung. 

"Katanya kurma muda ini manis dan hambar, tapi bisa jadi obat untuk kesuburan. Saya tahu dari TikTok dan penjual buah keliling," tuturnya.

BACA: Ini Khasiat Sari Kurma Bagi Tubuh

Pohon kurma Azwa ini ternyata sudah ditanam sejak tahun 1989 oleh Haji Nur Musofa. Bibit kura tersebut dibawa langsung dari Mekkah oleh salah satu jamaah haji asal Mojokerto.

“Alhamdulillah, sejak ditanam tahun 1989, pohon ini berbuah. Bibit dari Mekkah, satu ditanam di masjid, satu di rumah,” ungkap Haji Nur Musofa.

Perawatan pohon pun dilakukan secara tradisional namun penuh makna spiritual. Salah satunya dengan menyiram air zam-zam setelah panen demi menjaga kesuburan pohon. Biasanya, panen dilakukan setiap tiga hingga empat bulan sekali.