Selasa, 05 November 2019 06:59 UTC
Ilustrasi Mahasiswa Papua sedang mengurus SIM gratis di Polres Mojokerto. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Surabaya - Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ingin mengambil alih pembangunan dan pengelolaan asrama mahasiswa nusantara, yang sebelumnya digagas oleh Gubernur Jawa Timur, pasca kerusuhan yang melibatkan mahasiswa asal Papua dan ormas setempat.
"Kami konsultasi ke daerah. Kami komunikasi gubernur (Khofifah Indar Parawansa). Karena di Jatim akan dijadikan semacam model, pengelolaannya interdep," ujar juru bicara tim konsultan perencanaan pembangunan asrama mahasiswa nusantara Gumilar, Senin 4 November 2019.
Pastinya, lanjut Gumilar, pembangunan asrama itu bakal dipayungi instruksi presiden, yang anggarannya dari Bappenas dengan seizin Kemenkeu, atau melibatkan pembiayaan dengan APBN, atau APBD daerah yang bersangkutan. Sedangkan yang membangun adalah Kementerian PUPR
BACA JUGA: Asrama Mahasiswa Nusantara Ditargetkan Tuntas 2022
Kemudian pembinanya yakni kementrian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi. "Ada pengelola asrama, ada audit dan ada pembina yang bimbing mahasiswa, bagaimana akademiknya, bagaimana sosialisasinya," ungkap juru bicara tim yang dibentuk oleh PUPR itu.
Selain di Surabaya dan Malang, ada empat titik lain asrama serupa yakni di Makssar, Jakarta dan Yogyakarta. Kapasitasnya antara 250 hingga 700 mahasiswa di masing-masing asrama. Dari jumlah itu, masih dihitung berapa komposisi mahasiswa dari tiap daerah asal.
BACA JUGA: Bangun Asrama Mahasiswa Nusantara di Siwalankerto, Pemprov Siapkan Rp 38 Miliar
Kendati demikian, asrama mahasiswa nusantara ini nantinya tidak hanya diisi pelajar dari berbagai provinsi. Ada juga perwakilan dari daerah tempat asrama itu berada.
Di Surabaya misalnya, terdapat mahasiswa asal Tulungagung, Madiun maupun Banyuwangi.
Mereka semua nantinya akan diberi bekal tentang nilai kebangsaan, serta diajak berinteraksi dengan berbagai suku. Sehingga diharapkan dapat membangun nilai muktikultur.
BACA JUGA: Khofifah Tanam Matoa sebagai Simbol Persahabatan Jatim-Papua
"Yang menghuni, mahasiswa baru terutama. Kami akan rekrut selektif dari banyak mahasiswa, NTT, Maluku, dan cerminkan Indonesia. Mereka rencananya akan dapat beasiswa," kata Gumilar.
Terkait kapan mulai dibangun, menurutnya rencana itu masih terus dimatangkan, sesuai dengan jadwal pembahasan APBN. Gumilar berharap peletakan batu pertama bisa dilakukan pada semester dua, tahun depan.
BACA JUGA: Bangun Asrama Mahasiswa Nusantara di Siwalankerto, Pemprov Siapkan Rp 38 Miliar
"Harus nunggu dulu. Desain terus dimatangkan. Kami akan berkonsul ke daerah," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku senang dengan kehadiran tim yang telah melihat rencana pemprov tersebut.
"Alhamdulillah dalam rencana enam, Jatim diberi kesempatan dua asrama nusantara. Satu di Siwalankerto (Surabaya), satu lagi beliau berkenan melihat di Malang, ada opsi lahan disiapkan pemprov," kata Khofifah.
