Kamis, 15 May 2025 10:00 UTC
Ilustrasi gantung diri. Foto: Dok.jatimnet.com
JATIMNET.COM, Jember – Ketenangan warga di Dusun Cangkring Baru, Desa Cangkring, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember mendadak terusik, Kamis pagi, 15 Mei 2025.
Teriakan histeris menggema dari halaman depan rumah seorang warga. Dalam sekejap, tangisan itu berubah menjadi tangisan dari sejumlah keluarga seorang pemuda berinisial AW.
Pemicun teriakan dan tangisan itu adalah diketahuinya tubuh AW menggantung di sebuah pohon mangga setinggi lima meter. Bagian lehernya tercekik seutas tali. Pria berusia 24 tahun ini tewas akibat gantung diri.
BACA: Diduga Depresi, Wanita di Gresik Loncat ke Sungai Bambe saat Menaiki Perahu
Jenazah korban yang menggantung kali pertama diketahui oleh bibinya. “Saksi pertama (bibi korban) langsung memanggil suaminya dan juga anggota keluarga lain,“ kata Kapolsek Jenggawah AKP Eko Basuki Teguh Argowibowo saat dikonfirmasi awak media beberapa jam setelah kejadian.
“Mereka kemudian berupaya menurunkan jenazah dengan memotong tali. Juga memaggil orang tua korban dan juga polisi,” lanjutnya.
Begitu jenazah berhasil diturunkan, warga sempat berupaya menyelamatkan korban. Namun, upaya itu sia-sia karena korban sudah meregang nyawa. Tidak diketahui secara pasti, kapan korban nekat menggantungkan diri di pohon mangga.
Dari pemeriksaan jenazah diketahui adanya luka gores di wajah sebelah kiri. Namun menurut polisi, hal itu bukan bekas penganiayaan. “Diduga akibat benturan dengan pohon mangga," ungkap Eko.
BACA: Diduga Depresi dan Gantung Diri, Kapolsek di Mojokerto Miliki Riwayat Sakit Stroke
Penyelidikan sementara polisi menyimpulkan bahwa penyebab kematian korban akibat bunuh diri. Dalam penyelidikan ini, polisi tidak melakukan autopsi sesuai dengan permintaan keluarga yang ingin langsung memakamkan korban.
"Dari pihak keluarga korban membuat surat pernyataan penolakan pelaksanaan autopsi," tutur Eko.
Dari keterangan pihak keluarga, diduga korban memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena faktor depresi terkait hubungan percintaan. "Karena hubungan asmara korban dengan kekasihnya tidak disetujui oleh keluarganya," pungkasnya.
Perlu Pencegahan Bersama
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat, lebih dari 720 ribu kasus bunuh diri setiap tahunnya.
Depresi ditempatkan pada urutan nomor 4 penyakit di dunia, dan diprediksikan akan menjadi masalah gangguan kesehatan yang utama. Bunuh diri menjadi isu kesehatan masyarakat serius saat ini.
Dikutip dari laman Kemenkes, alasan seseorang melakukan bunuh diri sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
BACA: Dampak Pandemi Covid-19, Survei : Ada yang Ingin Bunuh Diri
Hal seperti faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, dan lingkungan. Untuk mecegah terjadinya bunuh diri itu diperlukan upaya serius terkait kesehatan mental.
Upayanya bisa dimulai dari tindakan kecil seperti kebaikan sederhana, percakapan terbuka dan mendengarkan tanpa menghakimi. Langkah itu diyakini cukup signifikan dalam mencegah terjadinya kasus bunuh diri.
Selain itu, bagi setiap orang, penting untuk menanamkan kesadaran agar bisa melakukan penerimaan terhadap diri sendiri, fokus pada kemampuan diri, tanpa perlu membandingkan dengan orang lain.