Logo

Dampak Pandemi Covid-19, Survei : Ada yang Ingin Bunuh Diri

Reporter:

Selasa, 17 May 2022 01:40 UTC

Dampak Pandemi Covid-19, Survei : Ada yang Ingin Bunuh Diri

Ilustrasi gangguan mental

JATIMNET.COM, Surabaya – Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Hervita Diatri mengatakan bahwa pandemi Covid-19 membawa perubahan terhadap kondisi kesehatan mental masyarakat. Dalam sebuah survei diketahui adanya dorongan bunuh diri oleh satu dari lima orang Indonesia dengan usia 15 – 29 tahun. Mereka berpikir mengakhiri hidup pada lima bulan pertama berlangsungnya wabah.

Angka itu bertambah ketika survei dilakukan setelah setahun pandemi Covid-19 merebak. “Dua dari lima orang memikirkan untuk bunuh diri. Dan sekarang di tahun 2022, satu dari dua orang berpikir mengakhiri hidup,” ujar Hervita seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa, 17 Mei 2022.

BACA JUGA : Pariwisata Terpuruk, Pemkab Madiun Bersiap Buka Destinasi Wisata

Mereka yang ingin bunuh diri itu termasuk kelompok masyarakat yang mengalami gangguan jiwa akibat pandemi Covid-19. Kelompok ini dinyatakan telah memiliki masalah kesehatan fisik dan mental yang kesulitan mengakses layanan kesehatan.

Kelompok ini disebut banyak ditemukan pada bulan Juli 2021, yakni saat gelombang kedua pandemi Covid-19. Ini ketika masalah oksigen langka sehingga asupan oksigen ke otak kurang yang bisa saja menyebabkan gangguan jiwa menetap.

Kemudian, kelompok kedua adalah bagi mereka yang memang sejak awal sudah mengalami gangguan kesehatan jiwa. Dicontohkan Hervita, warga yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi kesehatan mentalnya bisa lebih parah lantaran tinggal dalam satu rumah dengan pelaku.

BACA JUGA : Perhotelan Masih Kesulitan Bangkit dari Pandemi Covid-19

Adapun kelompok berikutnya merupakan warga yang sebenarnya normal. Mereka tidak memiliki masalah kesehatan jiwa namun akhirnya mengalami gangguan jiwa.

Direktur Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan pandemi Covid-19 memberikan dampak di masyarakat. Sebagian orang mengalami masalah gangguan mental neurologis dan juga penggunaan zat. ''Kondisi pandemi memperparah ataupun semakin mempengaruhi kesehatan jiwa,'' katanya pada

Angka prevalensinya meningkat satu sampai dua kali lipat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19. Kelompok yang terpapar dengan gangguan jiwa pun berbeda-beda.