Logo

Diduga Dampak Dari PSBB, Sampah Menumpuk di Sungai Surabaya

Reporter:,Editor:

Selasa, 26 May 2020 03:00 UTC

Diduga Dampak Dari PSBB, Sampah Menumpuk di Sungai Surabaya

SAMPAH MENUMPUK. Lembaga Kajian Ekologi dan Koservasi Lahan Basah (Ecoton), menyebut adanya peningkatan sampah plastik di Sungai Surabaya selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

JATIMNET.COM, Surabaya - Direktur Lembaga Kajian Ekologi dan Koservasi Lahan Basah (Ecoton), Prigi Arisandi menyebut adanya peningkatan sampah plastik di Sungai Surabaya selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Volume sampah itu bisa dilihat di pintu air Sungai Wonokromo.

Dari pantauan Prigi, sampah di sungai yang terhubung dengan pesisir Timur Surabaya itu beragam. Mulai dari botol air plastik, sisa minuman kemasan, popok hingga bangkai binatang.

"Sampah-sampah ini (akan) hanyut ke muara dan nyangsang (tersangkut) di kawasan mangrove Pamurbaya, Wonorejo dan muara Wonokromo," ujar Prigi dalam keterangan tertulisnya, Senin 25 Mei 2020 petang. 

Mestinya, lanjut dia, sampah-sampah-nya sudah diangkat dari sungai. Pasalnya, kalau sampai dibiarkan dalam waktu yang lama akan mengalir ke laut. Sehingga akan memperparah pencemaran laut di Surabaya. Mengingat Indonesia telah banyak menyumbang polusi laut dengan sampah plastiknya.

BACA JUGA: Perusahaan Pengelola Limbah B3 Tak Ditindak, Ecoton: Preseden Buruk Penegakan Hukum Lingkungan

Sementara seorang peneliti Ecoton Daru Setyorini menyayangkan dalam beberapa hari terakhir tidak ada trashboom di bawah tol Gunungsari Surabaya. Padahal ini memiliki fungsi penahan agar sampah tidak langsung ke laut. 

"Di bawah Tol Gunungsari biasanya ada trashboom, penahan sampah ini dipasang untuk menjebak sampah dan kemudian sampah diangkat dengan backhoe dan kemudian diangkut dengan dumptruck ke TPA Benowo," kata Daru. 

Karenanya, Ecoton pun mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dan Jasa Tirta I Pengelola Sungai Surabaya untuk segera mengendalikan sumber sampah. Caranya dengan menyediakan kontainer-kontainer sampah agar penduduk tidak buang sampah ke sungai. "Seharusnya pengelola sungai dan Pemprov Jatim tidak membiarkan sampah hanyut ke laut," tandasnya.