Logo

Di Tangan Warga Ponorogo, Urine Kelinci Bisa Jadi Pundi Rupiah Sampai Rp 20 Juta

Reporter:,Editor:

Senin, 18 October 2021 01:00 UTC

Di Tangan Warga Ponorogo, Urine Kelinci Bisa Jadi Pundi Rupiah Sampai Rp 20 Juta

Fendi menunjukkan hasi POC urine kelinci racikannya. Foto: Gayuh.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Siapa sangka cairan urine kelinci yang dikenal berbau dan membuat banyak orang menutup hidung. Ternyata berbeda di tangan Fendi Sulatmanto, justru dapat menjadi pundi-pundi rupiah.

Fendi yang beralamat di Jalan Dieng, Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Ponorogo ini mengolah cairan urine kelinci menjadi pupuk organik cair (POC) dengan proses fermentasi.

Bahkan setiap bulannya ia berhasil meraih omset hingga Rp 20 Juta dari penjualan POC berbahan urine kelinci. "Urine saya ambil dari para peternak kelinci di Ponorogo,” kata Fendi, Senin 18 Oktober 2021.

Fendi menuturkan mulai berkecimpung pada dunia POC berbahan urine kelinci sejak 2012 silam. Saat itu dirinya membuat POC untuk pembibitan buah dan bunga. Karena keunggulan dari POC racikannya kini permintaan setiap bulannya mencapai 2000 liter lebih dan banyak digunakan untuk berbagai macam bidang pertanian.

Baca Juga: Di Balik Petani Kopi Muda Desa Tamansari Ganti Kebiasaan Jadi Petik Merah

Bahkan POC buatannya saat ini dikhususkan untuk pembibitan tanaman porang. Kandungan unsur Nitrogen (N) yang tinggi membuat para petani dan pembudidaya bibit porang menggunakan POC berbahan urine kelinci buatannya untuk pertumbuhan tanaman porang.

“Memang 3 tahun ini banyak kita aplikasikan ke porang karena memang permintaan tinggi,” tutur Fendi.

Pria berusia 50 tahun ini menjelaskan jika penggunaan POC urine kelinci sangat baik untuk tanaman sayur, holtikultura, dan tanaman keras seperti pepohan dan buah-buahan. Khusus untuk porang pada pertumbuhannya yang membutuhkan batang dan daun yang kuat dan akarnya akan lebih banyak, sehingga unsur N pada POC-nya sangat berperan penting.

“Sehingga umur 3 bulan  keatas untuk pembentukan umbi porang akan lebih bagus, sehingga kualitas umbinya akan lebih bagus dengan tingkat glukomanan-nya lebih baik lagi,” jelas Fendi.

Bapak tiga anak ini menambahkan jika harga POC urine kelinci miliknya bervariasi, mulai harga Rp 3 ribu per-liter hingga Rp 100 ribu per-liter. Harga paling murah tersebut merupakan urine tanpa pengolahan atau proses fermentasi. Sedangkan yang telah mengalami proses fermentasi ia jual Rp 20 ribu per-liter. 

“Kalau dilakukan pencampuran dengan bahan yang lain agar manfaatnya lebih besar lagi, karena ada campuran bahan lain, perliternya bisa sampai 50 sampai 100 ribu,” ujar Fendi.